Gubes ITS Kembangkan Metode Segmentasi Citra Biomedis Untuk Kedokteran
Surabaya, Nawacita – Gubes ke-167 ITS, Prof Dr Tri Arief Sardjono ST MT, mengkaji penggunaan SCPM dalam segmentasi citra dan pemulihan bentuk untuk mempersingkat waktu dan meningkatkan keakuratan citra biomedis
Tri menjelaskan bahwa metode SCPM adalah deformable model yang mampu mengikuti kontur objek, menentukan ROI, dan meningkatkan pemulihan bentuk
Ditambah dengan tingkat fleksibilitas yang baik tanpa perlu komputasi yang tinggi. Namun, SCPM ini akan kesulitan jika diterapkan pada gambar yang berkualitas rendah dan berantakan.
Meskipun fleksibilitas tinggi, SCPM sulit untuk gambar berkualitas rendah dan berantakan. Alumnus S1 Teknik Elektro ITS menjelaskan bahwa SCPM menggabungkan partikel bermuatan positif dengan pegas untuk mengatasi kekurangan ini.
Partikel ini akan bergerak menuju kontur benda bermuatan negatif yang dihasilkan oleh citra biomedis.
“Kombinasi pegas ini akan mencegah partikel bergerak saling menjauh dan menjaganya agar berada di jarak yang sesuai tanpa mengurangi fleksibilitasnya,” jelas Tri.
Baca Juga : HUBBITS Sepeda Tanpa Poros Ramah Lingkungan Buatan ITS
Selanjutnya, SCPM sendiri sudah diuji lewat kurva sederhana, dengan menunjukkan bentuk yang diberikan meskipun terdapat banyak noise.
Selain itu, metode ini juga telah diujikan pada kurva terbuka dan tertutup dengan hasil yang baik.
Bahkan pada pengujian kurva tertutup, kemampuan SCPM menunjukkan hasil bahwa SCPM lebih unggul dibandingkan dengan Charge Fluid Model dan Active Contour.
Dengan kesempurnaan uji cobanya, pria kelahiran Surabaya ini menerangkan metode ini telah diterapkan pada bidang kedokteran, yaitu mendeteksi kelengkungan tulang belakang.
Pada pengujian tersebut tampak partikel bermuatan positif bergerak mengikuti bentuk citra tulang belakang penderita skoliosis yang digunakan.
Partikel-partikel membuat segmentasi pada citra tulang belakang dan memudahkan tenaga medis dalam melakukan diagnosisnya.
Baca Juga : 26 September Sejarah Dunia: Pertempuran Maritsa Meletus Hingga Pesawat Garuda Indonesia Jatuh di Medan
Lebih lanjut, profesor dari Departemen Teknik Biomedik, Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC) ini menyebutkan, ke depannya SCPM tidak hanya terbatas pada citra tulang.
Namun, juga dapat melakukan segmentasi dan pemulihan pada berbagai organ lainnya.
“SCPM juga support berbagai jenis citra, baik yang menggunakan CT Scan, X Ray, Ultrasound, dan lain-lain,” tambahnya.
Melalui metode ini, diagnosis medis yang dilakukan akan menjadi lebih cepat dan akurat.
Segmentasi yang ditunjukkan oleh SCPM ini akan membantu pihak medis untuk menentukan titik fokus analisisnya.
Selain itu, kemampuan SCPM dalam memperbaiki bentuk citra juga sangat berguna untuk mengidentifikasi hasil citra biomedis dengan lebih baik.
Terakhir, alumnus S3 Teknik Biomedik University of Groningen ini mengungkapkan bahwa metode SCPM diharapkan penuh dapat membantu berbagai bidang lainnya, seperti perencanaan dan pemantauan terapi, pemahaman anatomi dan fisiologi, keselamatan pasien dan praktik klinik.
“Ke depan, SCPM tidak hanya berfokus pada dua dimensi, tetapi dapat dikembangkan ke ranah tiga dimensi,” pungkasnya.