Luas Tanam Tembakau di Mojokerto Meningkat Dua Kali Lipat
Mojokerto, Nawacita – Pertanian tembakau semakin populer di kawasan utara Sungai Brantas. Bukti dari popularitas ini terlihat dari peningkatan luas lahan yang ditanami tembakau, mencapai 445 hektare dalam tahun ini. Jumlah ini merupakan dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
“Pada tahun ini, terjadi peningkatan produktivitas pertanian tembakau yang sejalan dengan meningkatnya luas tanam yang dilakukan oleh para petani,” terang Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto Nurul Istiqomah, Kamis (27/7/2023).
Berdasarkan data, luasan tanam tahun ini mencapai 445 hektare yang terbagi di tiga kecamatan. Rinciannya adalah 30 hektare di Kecamatan Jetis, 100 hektare di Kecamatan Kemlagi, dan 315 hektare di Kecamatan Kemlagi.

“Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun lalu, potensi luas lahan mencapai 430 hektare, namun petani hanya memanfaatkan lahan seluas 161 hektare,” ujarnya.
Dengan demikian, terjadi peningkatan luas tanam sebesar 284 hektare. Peningkatan terbesar ini terjadi di Kecamatan Dawarblandong, di mana luas tanam yang sebelumnya hanya 113 hektare meningkat menjadi 315 hektare.
Nurul menjelaskan, di Kecamatan Kemlagi, terjadi peningkatan dari 40 hektare menjadi 100 hektare, sementara di wilayah Jetis, luas tanam meningkat dari 8 hektare menjadi 30 hektare.
“Luas tanaman ini akan terus dipertahankan dan akan dimaksimalkan ke depannya,” bebernya.
Menurutnya, peningkatan luas lahan ini secara otomatis akan berdampak positif pada produktivitas tembakau. Jika pada tahun sebelumnya produktivitas mencapai 1.798 ton produksi daun basah, tahun ini perkiraannya bisa meningkat dua kali lipat dari jumlah tersebut.
Baca Juga: Luas Lahan Tembakau di Lombok Tengah pada 2023 Capai 9.500 Hektare
“Itu berarti dengan rata-rata produktivitas per hektare berada di kisaran lebih dari 1 ton. Jadi, kita tinggal mengalikan saja,” katanya.
Luas tanam tembakau yang semakin meluas tahun ini telah menginspirasi semangat para petani, terutama mengingat harga jual tembakau yang juga mengalami peningkatan signifikan.
Nurul menambahkan, Jika tahun lalu harga tembakau berada di angka Rp 3500 per kilogram (kg) daun basah, kini harga telah mencapai Rp 5000 per kg daun basah. “Peningkatan luas tanam ini juga merupakan hasil dari kesuksesan pelatihan yang telah secara aktif dilakukan untuk meningkatkan kapasitas melalui DBHCHT selama ini,” tandasnya.