Tuesday, December 23, 2025
HomeDAERAHJATIMEkskavasi Situs Bhre Kahuripan Masuk Tahap Keempat, Arkeolog Temukan Struktur Pagar Kuno

Ekskavasi Situs Bhre Kahuripan Masuk Tahap Keempat, Arkeolog Temukan Struktur Pagar Kuno

Ekskavasi Situs Bhre Kahuripan Masuk Tahap Keempat, Temuan Struktur Pagar Kombinasi Bata Merah dan Putih

MOJOKERTO, Nawacita – Ekskavasi Situs Bhre Kahuripan Masuk Tahap Keempat, Pada tahap keempat ekskavasi di Situs Bhre Kahuripan di Desa Klinterejo, Sooko, Mojokerto, digelar dengan tujuan untuk mengungkap tata ruang kompleks permukiman elit dan bangunan suci dari zaman Majapahit.

Pada hari kelima penggalian, para arkeolog berhasil menemukan struktur pagar kuno yang menarik perhatian karena terbuat dari kombinasi bata merah dan putih yang unik.

Muhammad Ichwan, Ketua Tim Ekskavasi Situs Bhre Kahuripan dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jatim, menjelaskan bahwa ekskavasi tahap keempat ini dilakukan untuk menggali lahan seluas 217,5 kotak gali atau 870 meter persegi.

- Advertisement -

Proses penggalian arkeologi akan berlangsung selama 1 bulan, mulai dari 17 Juli hingga 16 Agustus, dengan melibatkan 30 pekerja. “Ekskavasi akan difokuskan pada 3 titik yang semuanya merupakan kelanjutan dari pekerjaan tahun sebelumnya,” terang Ichwan, Jum’at (21/7/2023).

Ichwan mengatakan, titik pertama berada di bagian barat lapangan sepakbola Klinterejo hingga kebun tebu di sebelah selatannya. Pada titik ini, ekskavasi bertujuan untuk menemukan pagar kedua yang membentang dari arah utara ke selatan.

Baca Juga: Desa Wisata Bejijong Mojokerto: Merasakan Keindahan Masa Majapahit di Tengah Wisata Sejarah

Situs Klinterejo

Titik kedua ekskavasi berada di kebun tebu di sebelah selatan balai tani Desa Klinterejo. Tim ekskavasi akan mencari sambungan dari pagar pertama yang telah ditemukan di sebelah utara balai tani. Struktur pagar ini juga membentang dari utara ke selatan.

Ekskavasi Situs Bhre Kahuripan Masuk Tahap Keempat
Tim arkeolog dari BPK wilayah XI saat melakukan eskavasi tahap ke empat situs Bhre Kahuripan. (Foto : Fio Atmaja).

Sementara itu, titik ketiga ekskavasi berlokasi di sebelah barat balai tani yang dikenal sebagai Situs Klinterejo. Penggalian di titik ini bertujuan untuk mengungkap seluruh struktur unik yang berdenah bujur sangkar dengan luas 17 x 17 meter persegi. Setiap sisinya memiliki struktur berbentuk segitiga sama sisi dengan ukuran 5 meter.

“Untuk ekskavasi di sektor Situs Klinterejo bertujuan untuk melengkapi pola bintang yang telah ditemukan sebelumnya,” ujarnya.

Hingga mencapai hari kelima ekskavasi, tim BPK Wilayah XI Jatim masih terus berfokus pada titik pertama. Hasilnya sangat menggembirakan karena mereka berhasil menemukan sisa-sisa struktur pagar kuno yang terletak pada kedalaman 30-50 cm dari permukaan tanah.

Menurutnya, ini adalah pagar kedua yang membujur dari utara ke selatan. Keunikan dari struktur pagar ini terletak pada komposisinya yang tidak sepenuhnya terbuat dari bata merah. Para arkeolog menemukan beberapa titik struktur yang menggunakan bata putih.

“Penggunaan bata putih dalam struktur ini sebelumnya juga pernah ditemukan di Candi Patakan, Lamongan. Selain itu, bata putih juga sering digunakan sebagai bahan untuk gapura makam pada masa pemerintahan Islam, seperti yang terlihat pada Makam Sunan Drajat dan Sunan Giri,” katanya.

Dengan temuan ini, ekskavasi di Situs Bhre Kahuripan semakin menarik perhatian dan dapat memberikan wawasan lebih mendalam tentang hubungan dan pengaruh budaya dari berbagai periode sejarah yang berbeda.

Situs Bhre Kahuripan saat ini telah terbagi menjadi dua situs yang berbeda, yakni Situs Watu Ombo yang berada di sisi timur, dan Situs Klinterejo yang terletak di bagian barat. Arkeologi dari BPK Wilayah XI Jatim, memperkirakan bahwa luas keseluruhan situs ini mencapai 300 x 200 meter persegi, setara dengan luas sekitar 6 hektar.

Situs purbakala ini diperkirakan merupakan bekas permukiman elit yang juga dilengkapi dengan fasilitas keagamaan, dan dianggap sebagai peninggalan bersejarah dari zaman Majapahit.

“Kemungkinan di sini merupakan kompleks permukiman elit yang dilengkapi dengan fasilitas keagamaan, dengan pola keruangan tertentu yang dibatasi oleh pagar-pagar. Kami sedang mencari pagar-pagar tersebut dan mencoba memahami bentuk pola ruangnya, serta mengungkap apa saja yang ada di dalamnya,” bebernya.

ncnws.

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru