Friday, December 26, 2025
HomeDAERAHJATIMDestinasi Wisata Tersembunyi Kebun Jeruk Desa Tangunan di Mojokerto

Destinasi Wisata Tersembunyi Kebun Jeruk Desa Tangunan di Mojokerto

Hidden Gims Kebun Jeruk Desa Tangunan di Kabupaten Mojokerto

Mojokerto, Nawacita – Siapa yang dapat menyangka, di tengah hamparan hijau ladang jagung, terselip sebuah kebun jeruk yang mempesona dengan luas mencapai 1,5 hektare. Letaknya tersembunyi di tepi jalan raya Dusun/Desa Tangunan, hanya sekitar 300 meter di selatan perempatan SMPN 1 Puri.

Setiap Sabtu dan Minggu, kebun jeruk yang dimiliki oleh Swantah tiba-tiba berubah menjadi destinasi piknik bagi keluarga. Melangkah melalui jalan setapak di tengah sawah, terlihat deretan motor dan mobil yang diparkir rapi. Semakin jauh menjelajahi kebun jeruk, terlihat orang tua beserta anak-anak yang menikmati keteduhan di bawah pohon-pohon yang rindang. Dalam suasana akrab, mereka dengan senang hati menikmati jeruk-jeruk segar yang dipetik langsung dari pohonnya.

Kebun Jeruk
Wisata petik jeruk menjadi jujukan keluarga saat libur sekolah. (Foto : Fio Atmaja)

Di sinilah momen kebahagiaan keluarga tercipta, di tengah keindahan alam yang melimpah. Suara riuh tawa anak-anak, semburat sinar matahari yang menembus celah daun, dan aroma harum jeruk yang menguar, semuanya menjadi satu dalam kesatuan yang harmonis. Tidak ada beban pekerjaan atau kegiatan yang menghantui pikiran, hanya kehangatan keluarga yang saling berbagi kebahagiaan di antara kebun jeruk yang memikat.

- Advertisement -

Swantah dengan hati penuh sukacita melihat para pengunjung menikmati kebun jeruknya. Ia bahagia dapat menyediakan tempat yang nyaman bagi keluarga untuk beristirahat sejenak dari hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari. Menjadi saksi dari kebahagiaan yang terpancar dari wajah-wajah mereka, Swantah merasa bahagia bahwa jeruk-jeruk yang ditanam dengan cinta dan perawatan telaten mampu memberikan keceriaan kepada banyak orang.

Saat senja mulai menyapa, keluarga-keluarga mulai bersiap meninggalkan kebun jeruk dengan kenangan manis di hati. Mereka membawa pulang keranjang-keranjang penuh dengan jeruk-jeruk segar, yang nantinya akan menjadi sajian lezat dalam hidangan keluarga mereka. Namun, satu hal yang tidak dapat mereka bawa pulang adalah kenangan indah dan kedamaian yang dirasakan di dalam kebun jeruk Swantah.

Seperti halnya yang di lakukan oleh Andik Widianto yang berwisata di kebun Jeruk milik Swantah tersebut bersama keluarganya. Ia memanfaatkan momen liburan anak untuk dijadikan pembelajaran dan edukasi yang di kemas dalam wisata.

“Dalam rangka liburan sekolah anak – anak, sekaligus penasaran dengan ingin memetik jeruk langsung dari kebunnya,” Ucap Andik Widianto, Minggu (16/7/2023).

Warga asal Gedangan, Sidoarjo tersebut berwisata bersama puluhan keluarga lain. Menurutnya, dengan membayar tiket masuk Rp 10 ribu per orang, mereka bisa sepuasnya menikmati jeruk di tempat. “Anak-anak tampak riang berlarian ke sana kemari, beberapa pengunjung lain sibuk memilih jeruk yang dianggap punya rasa paling manis lalu segera dimasukkan ke tas plastik,” katanya.

Hafid Muzaqi, pengelola kebun jeruk, mengungkapkan bahwa wisata petik yang diselenggarakan setiap akhir pekan banyak dikunjungi oleh pengunjung dari berbagai daerah. Selain pengunjung dari Sidoarjo dan Gresik, juga terdapat pelancong yang berasal dari Pasuruan.

Pengunjung dari Mojokerto sendiri biasanya datang dalam rombongan dari satu kampung. Mereka sering menggunakan kereta kelinci sebagai sarana transportasi, baik anak-anak maupun orang tua ikut serta dalam kegiatan ini.

Kebun jeruk ini terdiri dari dua petak dan telah dijadikan tempat wisata sejak tiga tahun terakhir. Terdapat sekitar 800 pohon jeruk dengan usia tertua mencapai sembilan tahun yang telah ditanam dengan penuh perawatan.
Setiap kali panen, bisa didapatkan tidak kurang dari 500 kuintal jeruk jenis siam. Dalam sekali panen, omzet minimal sebesar Rp 40 juta dapat diraih.

“Pertanian jeruk ini menghasilkan panen dua kali setahun, yaitu pada bulan Juli hingga September,” ungkap pria berusia 32 tahun tersebut.

Di sekitar Desa Tangunan terdapat banyak kebun jeruk yang menjadi destinasi wisata. Beberapa pengunjung seringkali merasa kecewa karena banyak kebun yang sudah tutup karena stok jeruk telah habis. Kondisi seperti ini kemudian mendorong Swantah untuk mengubah kebunnya menjadi tempat wisata.

Sebelum dikenal sebagai tempat wisata petik, jeruk hasil perkebunan tersebut biasanya dijual kepada pengepul untuk dipasok ke restoran di Surabaya. Jeruk-jeruk muda ini diolah menjadi berbagai jenis minuman yang tersedia di restoran.

“Jeruk yang masih muda digunakan untuk dijadikan jeruk peras, sementara jeruk yang telah matang dibuka untuk kegiatan wisata,” katanya.

Menurut Hafid, kebun jeruk membutuhkan perawatan yang teliti. Setiap dua minggu sekali, ia harus menyemprotkan pestisida untuk menjaga pohon dari serangan hama. Meskipun usia pohon jeruk baru mencapai 2,5 tahun, mereka sudah mulai berbuah.

Jeruk umumnya dipanen saat usia 4-6 bulan untuk mendapatkan hasil jeruk yang masih muda. “Setiap pohon jeruk dapat berbuah dua kali dalam setahun. Dengan perawatan yang baik, pohon jeruk masih dapat berbuah hingga usia sembilan tahun,” ungkapnya. Fio Atmaja

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

Bank Jatim Nataru
- Advertisment -

Terbaru