Alun Alun Pamulang Persempit Parkiran Masjid

Tangsel, nawacita – Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) baru saja merampungkan pembangunan Alun-Alun Pamulang di jalan Siliwangi, Pamulang, Tangsel. Pembangunan ini tentu menuai banyak kontra dari kalangan masyarakat. Terlebih, anggaran yang dihabiskan tidak sedikit dan mencapai Rp 9 Miliar lebih.

Samud, salah satu warga yang ditemui di sekitar lokasi alun-alun mengatakan tidak setuju dengan pembangunan tersebut. Ia menilai pemerintah tidak tepat membuat ikon kota tersebut.

“Saya enggak setuju, saya orang Pamulang saya enggak setuju. Buat apa bikin begini-begini mending taman kemarin anak-anak bisa baris. Sayang-sayang anggaran 9 Miliar, berapa miliar ini ga sesuai ekspektasi,” tegasnya saat diwawancarai Jumat, (13/1/2023).

Menurutnya fasiliitas tersebut hanya menghabis-habiskan anggaran dan mengeksploitasi sarana yang sudah ada.

“Sayang, sayang masyarakat Pamulangnya, mending dibikin sekolahan dari pada kaya gini. Parkiran masjid juga jadi kecil,” lanjutnya.

Menurut informasi, tahap pembangunan alun-alun ini dilakukan tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Kurangnya transparansi anggaran yang digunakan juga menambah geram masyarakat di sekitar.

“Bagusan juga dulu, sejuk. Pohon-pohon saya yang tanam tiba-tiba dibongkar, pembangunannya juga gaada peta (keterangan dan transparansi dana) yang jelas,” ucap tukang parkir yang enggan menyebutkan namanya di lokasi tersebut.

Selain mengubah sarana yang ada, menurutnya adanya alun-alun di Pamulang juga akan menambah jumlah remaja yang maksiat. Ditambah nantinya akan mengundang banyak konflik antar masyarakat.

“Kalo macet udahlah, Pamulang udah gak aneh. Ini nanti kalau misalkan dibuka, anak-anak pada pacaran terus parkiran penuh, masyarakat akan berebut,” jelasnya.

Melansir dari tangerang.tribunnews.com, Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Pilar Saga Ichsan mengatakan bahwa pembangunan dilakukan dalam usaha meningkatkan tingkat kebahagiaan masyarakat Pamulang.

“Tingkat kebahagiaan itu juga dari bagaimana mereka bisa berinteraksi sosial, kumpul dengan keluarga teman, bahagia bareng dan gratis (tempat). Jadi di Tangsel ini tak melulu hidup harus bayar semuanya. Kami ciptakan ruang publik untuk ruang bermain mereka,” ujar Pilar Saga.

Pilar juga menjelaskan karena lokasi alun-alun yang strategis pihaknya bersama Dinas Perhubungan akan melakukan upaya pencegahan dalam mengantisipasi kepadatan di lokasi tersebut. tnl