Pemkap Banyuwangi Targetkan 20 Homestay Naik kelas kedepanya
Banyuwangi, Nawacita – Pemkab Banyuwangi terus berbenah diri sebagai kota pariwisata dengan memberikan Gambaran akan ada 20 homestay terutama di kawasan desa-desa wisata Banyuwangi yang siap untuk mengikuti program homestay naik kelas dengan kebijakan pro terhadap rakyat
Yanuarto Bramuda, selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemkab Banyuwangi menyampaikan
Bahwa kemarin Pemkap Banyuwangi mendapat apresiasi inovasi tertinggi
sebagai goverment good dari Hermawan Kartajaya sebagai pencapaian tertinggi homestay naik kelas.
Baca Juga : Buka Peluang Go Global Lewat JCC, Bank Indonesia Libatkan UMKM Kopi
Homestay naik kelas adalah cerita bagaimana Pemkab membuat kebijakan pro terhadap rakyat, perlu diketahui Banyuwangi adalah kota pariwisata dan sekarang banyak bermuculan hotel hotel,” ucapnya saat agenda Bincang Bareng Media (BBM) Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KpwBI) Jawa Timur, Sabtu (10/12/22), di Ketapang Indah Hotel Banyuwangi
Menurut Yanuarto Bramuda, di saat weekend tentunya cukup padat maka, kami ingin mengalihkan bagaimana para wisatawan tidak bisa masuk hotel kita alihkan ke homestay.
“tetapi homestay harus kita naikan maka harus dibarengi dengan perbaikan fasilitas, sdmnya serta pelayanan, maka sekarang di homestay kami sudah ada kolam renangnya, kamar mandi air panas dan dingin,” bebernya
Baca Juga : Bank Indonesia Gelar CBP Goes to Komunitas PKK dan Milenial Surabaya
Lebih lanjut, akhirnya yang terjadi adalah meningkatkan nilai rupiah yang tadinya 100 -200 sekarang sudah menjelama menjadi 400 – 500 ribu, dan ini meningkatkan ekonomi pemilik homestay.
“Program ini kami lakukan sekitar pandemi kemarin, total homestay 264 yang terdaftar yang eksisting ada 600 lebih homestay. Tapi yang sudah masuk program homestay naik kelas ada 6 homestay dan target kami kedepan ada 20 homestay naik kelas,” tutur Yanuarto Bramuda.
ditambahkan, terkait kegiatan kantor Perwakilan Bank Indonesia wilayah (KpwBI) Jawa Timur, di Banyuwangi, saya kira sangat luar biasa dan kami mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya.
Baca Juga : Bank Indonesia lakukan Tiga Langkah Akselerasi Dalam Pengembangan Ekonomi Syariah
“Karena Bank Indonesia tidak hanya mengelar serta mengajak kawan kawan media untuk mengexpose Banyuwangi tapi juga mengadakan event dalam rangka meningkatkan pendapatan UMKM
Support Bank Indonesia bagaimana mengembangkan desa desa wisata yang ada Banyuwangi, inilah salah satu tugas Bank Indonesia menjaga inflasi tetapi juga bagaimana juga menumbuhkan ekonomi lokal berkembang dengan hebat,” tambahnya.
Sementara itu, Siti Rochmawati Analis Senior KPwBI Provinsi Jawa Timur, untuk menumbuhkan sektor pariwisata sebagai pendukung ekonomi nasiona kita fokus kepada starategi 4A Serta 2, pertama Atraksi, Akses, Agminitis, People dan Promotion
Baca Juga : Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Edukasi Pemanfaatan Local Currency Settlement di Jatim
Sementara itu diagenda yang sama Siti Rochmawati Analis Senior KPwBI Provinsi Jawa Timur menjelaskan, selain melalui dana CSR, Intervensi Bank Indonesia terhadap Pariwisata Jawa Timur adalah bersama Kemenparekraf RI membantu Manajemen krisis dan manajemen pandemi untuk destinasi pariwisata melalui penerapan protokol CHSE dan penguatan destinasi produk wisata lokal.
BI Jatim juga membantu Membuka Perbatasan, Meningkatkan destinasi pariwisata prioritas untuk mendukung pariwisata dalam negeri, memulihkan pariwisata luar negeri dan ekosistem pariwisata untuk mendukung Kebangkitan Ekonomi Nasional.
Baca Juga : Bank Indonesia Resmi Luncurkan Uang Kertas Baru Tahun Emisi 2022
Kemudian juga membantu dalam hal peningkatan destinasi wisata prioritas (DPSP) dan menciptakan ekosistem wisata yang adaptif dan berkelanjutan.
“Kondisi amenitas di Jawa Timur yang sudah cukup memadai, didorong dengan kinerja TPK yang semakin meningkat di tahun 2022, kendati belum mencapai titik tertinggi di era pandemic yaitu pada triwulan IV 2021,” ungkap Siti, kepada ratusan awak media yang mengikuti agenda Bincang Bareng Media (BBM) BI Jatim di Banyuwangi.
Kolaborasi dan Sinergi, kata Siti menjadi Kunci Pemulihan Momentum Pariwisata. “Ada beberapa Peluang atau Tantangan yang saat ini harus dihadapi, diantaranya tingkat pendidikan dan pelatihan hospitality juga Risiko level tourist of confident masih relatif rendah,” katanya.
Untuk itu, BI Jatim akan lebih keras berupaya membantu melalui Quick Win dan rekomendasi menengah panjang yakni Pemerataan pelatihan kesiapsiagaan bencana dan infrastruktur pendukung, juga dalam Meningkatkan kualitas dan sertifikasi pelaku usaha pariwisata termasuk hospitality training.
Dn



