Sejarah Dangdut Koplo Berkembang Pasca Era Keroncong Dangdut
JAKARTA, Nawacita – Sejarah dangdut koplo, Momen rangkaian upacara peringatan ulang tahun ke-77 Republik Indonesia di Istana Negara diwarnai kehebohan penampilan penyanyi cilik Farel Prayoga saat melantunkan lagu hits dangdut koplo berjudul Ojo Dibandingke ciptaan Abah Lala.
Dalam sejumlah rekaman video yang beredar di media sosial, penampilan penyanyi cilik asal Banyuwangi pada Rabu (17/8/2022) itu membuat Presiden Jokowi terlihat kegirangan dan banyak pejabat tinggi negara turut berjoget menikmati musik tersebut.
Dangdut koplo saat ini memang sedang populer dan banyak didendangkan oleh masyarakat, terutama kalangan anak muda. Sebelum terkenal seperti saat ini, dangdut koplo memiliki sejarah perjalanan yang panjang hingga akhirnya dapat bersanding dengan musik pop dan jadi kegemaran banyak orang.
Sejarah Dangdut Koplo
Dangdut koplo atau musik koplo merupakan sub aliran dalam musik dangdut yang memiliki ciri khas irama cepat dari gendangnya. Aliran musik ini merupakan inovasi yang berkembang setelah era keroncong dangdut atau congdut yang bertambah kental irama tradisionalnya ditambah dengan masuknya unsur seni musik kendang kempul, yaitu seni musik dari daerah Banyuwangi.
Baca Juga: Profil Farel Prayoga, Penyanyi Cilik yang Viral Nyanyi Ojo Dibandingke di Istana Merdeka
Aliran dangdut koplo populer setelah dibawakan oleh grup musik orkes melayu atau dikenal dengan singkatan OM Grup. Kelompok musik ini populer dengan aksi pentasnya di panggung rakyat sekitar Lampung dan pulau Jawa, terutama di daerah Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jakarta dan Banten.

Popularitasnya berkembang sekitar tahun 2000an saat dipromotori oleh sejumlah kelompok musik asal Jawa Timur dan semakin fenomenal setelah mulai dikenal di beberapa wilayah, seperti di Yogyakarta dan beberapa kota di Jawa Tengah lainnya.
Kesuksesan dangdut koplo juga tak lepas dari semakin maraknya VCD bajakan lagu-lagu aliran musik tersebut yang jadi pilihan alternatif lebih murah dibandingkan VCD original artis-artis nasional yang dinilai kurang ekonomis.
Bersamaan dengan maraknya VCD bajakan, kontroversi “Goyang Ngebor” milik Inul Daratista juga secara tidak langsung membuat dangdut koplo semakin dikenal oleh masyarakat luas.
Untuk terus mengembangkan dangdut koplo, sejumlah musisi lokal mengembangkan aliran musik tersebut menjadi bentuk turunan yang lebih mudah diakses, dikenal sebagai pop-koplo yaitu memasukkan gaya musik pop dan gaya busana K-Pop.
Sejumlah penyanyi lokal yang kini namanya melambung dan menikmati popularitas dari YouTube dan media sosial lainnya diantaranya ada Via Vallen, Denny Caknan, Siti Badriah, Nella Kharisma dan Happy Asmara.
akdsuanws.


