Jakarta | Nawacita – Gaya hidup masyarakat Jakarta selalu menjadi pioneer utama bagi kota-kota besar lainnya di Indonesia. Termasuk dalam hal penggunaan mobil listrik yang semakin hari semakin diminati oleh berbagai kalangan masyarakat menengah keatas.
Ini tampak dari lalu lalang kendaraan roda empat di jalan-jalan utama Kota Jakarta. Tepat pada ulang tahun 495 tahun Kota Jakarta, mobil listrik sudah bukan lagi barang mewah semata. Namun lebih karena menjadi kebutuhan sarana transportasi yang memudahkan. Wajar jika kemudian, penikmat mobil listrik terus bertambah, produksi pun terus meningkat. Sehingga Negara harus ber kejar-kejaran menyiapkan infrastruktur serta fasilitas pengisian baterai mobil Listrik.
Seorang ibu yang ditemui nawacita di bilangan Menteng Jakarta Pusat mengaku penggunaan mobil dinas sangat comfortable untuk dipakai aktivitas rutin sehari-hari. Mulai mengantar anak sekolah, belanja maupun perjalanan ke luar kota. “Ya kapasitas batere mobil listrik yang saya pake bisa dipakai untuk perjalanan dari Jakarta ke Bandung pulang pergi,” ujar seorang ibu yang enggan namanya disebut ini.
Pengguna Hyundai Ioniq5 silver keluaran tahun 2022 ini mengaku cukup sering melakukan charging batere mobil listriknya di SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) milik PLN. “Ada dua di Jakarta ini yang saya tahu, tapi saya sering disini, lebih dekat rumah,” ujarnya.
Dari pengakuannya, dengan mengisi Rp 100 ribu, mobil listrik yang ditancapkan ini bisa mengisi daya untuk penggunaan hingga 300km. Dari total full charger mobil Ioniq5 sekitar 495km. “Cukup hemat sebenarnya,” ujar Ibu ini.
Hanya saja, belum tersedianya SPKLU secara meluas di kota sebesar Jakarta membuat para pemilik mobil listrik sedikit gelisah. Pasalnya mereka tidak bisa mengisi baterai listrik mereka melalui listrik rumah. Kecuali daya listrik di rumah itu mencapai minimal 7700 Kwh.
Sedangkan kebanyakan rumah di kota-kota besar daya listrik yang terpasang adalah dibawah 7.700Kwh. “Saya mau beli portable chargernya, tapi masih indent dari Hyundai,” sebutnya.
Salah satu staf PLN di kantor Distrubusi Menteng menyebutkan, Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyatakan komitmennya dalam membangun infrastruktur untuk kendaraan listrik. PLN menghadirkan SPLU (Stasiun Pengisian Listrik Umum) dan SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum).
Secara fungsi, keduanya sama-sama digunakan untuk mengisi daya. Namun, ada beberapa hal yang menjadi pembeda antara SPLU dengan SPKLU. “Bahkan ada juga Power Bank mobile,” ujar staf tersebut.
fenomena mobil listrik bak gayung bersambut. Karena pemerintah juga konsen dengan penyediaan investasi penunjang mobil listrik. Apalagi cadangan Nikel sebagai bahan baku lithium untuk Baterai, Indonesia nomer satu di dunia. Untuk itu, masyarakat Indonesia harus segera bebenah diri. Menyiapkan konsep perubahan gaya hidup dari penggunaan bahan bakar minyak, beralih ke electricity. Tentunya selain ramah lingkungan karena tidak ada suara ataupun asap, mobil listrik juga di desain dengan tingkat keselamatan cukup tinggi.
Masyarakat Indonesia tentu sedang menunggu mobil listrik yang berkualitas tapi harganya terjangkau. Hal ini mulai disasar oleh pabrik-pabrik besar mobil listrik untuk segera merebut pasar Indonesia. Semoga tidak hanya latah, tapi juga mampu mengurangi beban polusi di Kota Jakarta. Yang manabaru-baru ini dinobatkan sebagai Kota dengan tingkat polusi paling parah se Indonesia. Bdo


