Jakarta, Nawacita – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyatakan peringatan dini tsunami yang terjadi di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) dinyatakan telah berakhir.
“Setelah menerima data, peringatan dini tsunami di NTT resmi berakhir,” kata Dwikorita, dalam konferensi pers yang disiarkan secara virtual, Selasa (14/12/2021).
Ia mengatakan, terdapat data gempa susulan namun kekuatannya semakin mengecil. Termutakhir, kekuatan gempa susulan berada pada level 5,6 magnitudo.
“Karenanya, kami meminta masyarakat tenang, tidak terpengaruh informasi yang tak terkonfirmasi,” ucapnya.
Lebih lanjut, Dwikorita meminta, kepada pemerintah terkait untuk menginformasikan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat bisa beraktifitas normal kembali tanpa perlu merasa khawatir.
“Sehingga kami mohon tadi Bapak Wakil Gubernur dan Bapak Bupati kami sempat berdiskusi dengan Beliau. jadi kami mohon Pemerintah Daerah menyampaikan ke masyarakat telah berakhir artinya sudah bisa kembali ke tempat masing-masing,” ujar Dwikorita.
Sebelumnya Dwikorita menjelaskan dari hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini berpotensi tsunami dengan tingkat ancaman waspada.
“Waspada artinya maksimum ketinggian tsunami adalah setengah meter. Ancaman waspada terjadi di Flores Timur bagian utara, juga di Pulau Sikka kemudian di Sikka bagian utara, dan Pulau Lembata,” ujarnya.
Pada peristiwa ini, BMKG mendeteksi episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,59 LS dan 122,24 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 112 km arah Barat Laut Kota Larantuka, NTT pada kedalaman 10 km.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktifitas sesar aktif di Laut Flores,” ucap Dwikorita.
Saat ini gempa susulan masih terus terjadi, tercatat sudah ada 15 gempa dengan kekuatan maksimum 5,6 magnitudo per 11.40 WIB.
Penulis: Alma Fikhasari


