Jakarta, Nawacita – Belanja secara daring telah menjadi salah satu kenormalan baru selama pandemi Covid-19. Apalagi, saat momen Harbolnas (hari belanja online nasional), banyak orang memanfaatkannya untuk membeli kebutuhan secara online.
Karena itulah, kini, menunggu kedatangan paket menjadi sebuah rutinitas baru bagi sebagian besar orang. Berbicara soal menunggu paket, tak sedikit orang yang secara rutin melacak paket melalui nomor resi atau sebagainya. Psikoterapis Owen O’Kane mengungkap bahwa hal ini bisa menimbulkan rasa cemas, harapan, semangat, bahkan kebahagiaan.
“Ini merupakan kesenangan antisipatif bahwa sesuatu yang positif dan baik akan terjadi ketika Anda mendapatkan paket, dan banyak orang menyadari bahwa memesan dan menunggu itu terasa menyenangkan,” kata dia.
Ketika paket akhirnya tiba, banyak orang merasakan kepuasan. Bagi sebagian orang, kedatangan sebuah paket juga dapat mewakili masa depan positif, di mana mereka dapat mengontrol berbagai macam kebutuhan sehingga membuat hidup terasa lebih mudah diatur dan tidak monoton.
Howes menyebut bahwa menunggu paket juga bisa berfungsi sebagai pengalih perhatian sementara dari kehidupan yang monoton. Sebab, menunggu paket akan menciptakan sesuatu yang baru untuk bersemangat.
“Anda mengalihkan diri dari perasaan lain yang mungkin tidak terasa begitu menyenangkan, seperti kecemasan, kebosanan, bahkan ketakutan. Ketika Anda membayangkan peristiwa positif di masa depan, Anda hanya merasakan antisipasi yang menyenangkan itu,” jelas Howes.
Tidak hanya lama, banyak orang juga khawatir, barangnya rusak atau tidak sesuai ekspektasi. Fenomena ini disebut kecemasan menjelang datangnya paket, dan ini lebih umum daripada yang Anda kira.
Paket yang tertunda mungkin tampak tidak penting bagi sebagian orang. Tetapi bagi orang lain, itu bisa memicu rasa marah dan cemas.
“Lamanya paket sampai bisa menimbulkan kemarahan bagi sebagian orang, bahkan muncul perasaan ditipu. Sama seperti ketika Anda diabaikan, dikhianati janjinya,” kata Howes.
Di sisi lain, O’Kane mengatakan, reaksi ini bisa jadi mencerminkan masalah internal yang lebih mengakar dalam hidup. Kecemasan adalah intoleransi terhadap ketidakpastian, dan banyak orang berjuang dengan tidak mengetahui atau tidak memiliki kendali.
Ketika kebiasaan belanja online sudah mengganggu psikis, para ahli menyarankan untuk beralih ke sumber hiburan lain. Ada banyak cara mengapresiasi diri selain dengan belanja.
“Carilah sesuatu yang bisa benar-benar memberi kedamaian, kesenangan selain daripada belanja online dan menunggu paket,” kata O’Kane.
Rpblk.


