Wednesday, December 24, 2025
HomeMENTERIAnak Muda Produktif tidak cocok diberi Bansos Tunai 300 Ribu

Anak Muda Produktif tidak cocok diberi Bansos Tunai 300 Ribu

Jakarta, Nawacita – Pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) RI kembali mencairkan bantuan sosial tunai (BST) untuk membantu masyarakat yang terdampak akibat pandemi Covid-19. Namun, dalam penyaluran bantuan tersebut masih banyak penerima yang tidak tepat sasaran.

Salah satunya, terdapat anak muda yang masih tergolong usia produktif yang menerima bantuan tunai tersebut.

Menanggapi hal itu, Menteri Sosial Tri Rismaharini mengaku dirinya keberatan jika BST disalurkan kepada anak-anak muda yang tergolong masih produkfit. Sebab, meski BST merupakan program untuk membantu pekerja yang terkena PHK karena pandemi Covid-19, namun bantuan senilai Rp300 ribu per bulan tersebut tidak bisa membuat anak muda produktif.

- Advertisement -

“Kenapa yang muda terus terang saya tidak setuju diberikan bantuan, karena yang disabilitas saja bisa sangat produktif,” kata Risma, dalam webinar ‘Mengawal Reformasi Sistem Perlindungan Sosial Nasional’, Kamis (12/8/2021).

Lebih lanjut, pemberian BST pada anak muda yang produktif juga dinilai tidak akan memaksimalkan potensi penerus bangsa.

Mantan Wali Kota Surabaya itu khawatir, anak muda yang tergolong produktif itu kedepannya akan terus bergantung dengan uang bantuan sehingga menjadi tidak produktif lagi.

“Kita tahu BST diberikan untuk yang PHK. Tapi kalau kita lakukan yang benar mereka seharusnya tak perlu menerima bantuan tapi kita beri alat produksi supaya mereka dapat bekerja maksimal,” ucap Risma

“Kalau dapat BST itu hanya 300 ribu. Padahal kalau kita bisa berdayakan energi, mereka bisa kerja maksimal itu mungkin bisa lebih (pendapatannya),” tambahnya Risma.

Oleh sebab itu, Risma mengaku pihaknya sedang memaksimalkan program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat untuk bekerja. Selain dengan bantuan sosial, pihaknya juga akan membangun akses pekerjaan untuk warga miskin agar pendapatannya meningkat.

“Ini yang menjadi sorotan kami bagaimana pengentasan kemiskinan. Jadi bukan hanya melihat data secara fisik, tapi juga akan kita analisa bagaimana dia menjadi miskin dan kita bantu untuk meningkatkan pendapatannya,” imbuhnya.

Penulis: Alma Fikhasari

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru