Surabaya, Nawacita – Kebocoran pipa PDAM Surya Sembada akibat tiang pancang proyek pembangunan kampus 2 UINSA mendapat sorotan dewan. Sorotan ini datang dari ketua Fraksi PAN-PPP DPRD kota Surabaya.
Hamka Mudjiadi Salam selaku ketua Fraksi PAN-PPP menduga bahwa kebocoran ini akibat kurang koordinasi antara pihak kontraktor dengan Pemerintah Kota Surabaya (Pemkot). Sehingga pipa PDAM tertancap tiang pancang dari kontraktor.
“Ya harusnya di antara pihak-pihak yang terlibat ada koordinasi lintas sektoral. Termasuk pengerjaan tiang pancang yang mengenai pipa PDAM itu,” ujarnya pada Selasa 19 Mei 2020.
Laki-laki yang berlatar belakang sebagai pengacara itu menyebutkan bila memang tidak adanya koordinasi dari pihak kontraktor, maka hal tersebut bisa masuk dalam kategori melawan hukum. “Kegiatan yang harusnya dilaksanakan namun tidak dilaksanakan itu melawan hukum,” sebutnya.
Lanjutnya, bagi pihak yang merasa dirugikan bisa menuntut pihak kontraktor. Termasuk pihak PDAM Surya Sembada selaku korban dari pengerjaan proyek tersebut.
“Bagi pihak yang merasa dirugikan, baik masyarakat atau PDAM bisa menuntut ganti rugi,” lanjutnya.
Hamka sapaan akrabnya, menyesalkan kejadian ini. Sebab pihak-pihak terkait tidak belajar dari kesalahan pada waktu lalu. Dimana di kawasan tersebut juga pernah mengalami kebocoran pipa PDAM akibat penancapan tiang pancang masjid.
“Untung ini air kalau pipa gas gimana? Sehingga kalau ada proyek-proyek besar harus ada koordinasj lintas sektoral. Sehingga tidak merugikan masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu, Mujiaman Sukirno Direktur Utama PDAM Surya Sembada Kota Surabaya, mengatakan, bahwa sampai hari Senin 18 Mei 2020 pihaknya mulai memasuki tahap penyambungan pipa. Setelah seluruh semua peralatan siap dan pekerjaan eksternal telah selesai, maka selanjutnya aliran air akan dimatikan. Hal ini dilakukan untuk mendukung proses pengelasan dan penyambungan pipa.
“Begitu rapi (pengerjaan eksternal) kita matikan (aliran air), kita lakukan pemasangan secepatnya. Ini belum kelihatan lukanya seperti apa, tapi saya asumsi kalau lukanya sama seperti dulu, Insya Allah besok sore selesai,” kata Mujiaman, Senin 18 Mei 2020.
Untuk mempercepat proses perbaikan, Mujiaman mengaku telah memilih metode cara kerja lain. Jika pada kasus sebelumnya, peralatan seperti alat berat dan para pekerja ditempatkan di titik yang sama, namun tidak untuk sekarang.
“Ada 50 personil yang kami kerahkan. Ada juga (operator alat berat) dari Dinas PU Bina Marga dan Pematusan, kemudian sub kontraktor. Untuk alat berat ekskavator ada 4 unit,” pungkasnya.
(and)


