Surabaya, Nawacita – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berencana akan membagikan sembako berisikan beras, abon dan kering tempe. Sembako tersebut akan di distribusikan kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Namun, waktu pendistribusian sembako itu masih belum jelas. Hal tersebut disampaikan oleh Khusnul Khotimah ketua komisi D DPRD Surabaya.
Menurutnya, kepastian informasi terkait pendistribusian sembako sangat penting. Apalagi barang-barang itu merupakan bentuk dari jaring pengaman sosial.
“Saya kira kepastian pembagian jaring pengaman sosial segera diinfokan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat kita yang sudah masuk (MBR) tahu kapan akan mendapatkan (bantuan, red),” ujarnya di gedung DPRD Surabaya pada Rabu 22 April 2020.
Lanjutnya, bantuan berupa sembako khusunya beras masih kurang ketersediannya. Pasalnya masyarakat yang berstatus MBR sebanyak 227.908KK. Serta beras yang dibutuhkan sekitar 1.250 Ton. Sedangkan saat ini stok beras yang tersedia belum ada setengah dari total yang dibutuhkan.
“Dijatah bu walikota sebanyak 250.000 KK. Yang dibutuhkan sebanyak sekitar 1250 Ton beras. Saat ini masih terkumpul belum ada 50 persennya,” ujarnya.
Menurut data yang dihimpun Nawacita.co, saat ini beras yang terkumpul dari swasta ada di angka 290,22 Ton. Itupun berasal dari sumbangan 20 perusahaan maupun perseorangan. Rencananya beras ini yang akan dibagikan kepada warga MBR.
Sedangkan mekanisme pembagian berasnya, Khusnul mengaku masih belum tahu. Sebab saat komisi D rapat teleconfrence dengan BP Linmas dan Kerja Sama, disebutkan akan ada dua pilihan mekanisme yang dirumuskan.
“Apakah itu dibagikan bentuk beras 5 kiloan langsung ke rumah. Atau diberikan kupon lalu didistribusikan di toko klontong sekitar rumah,” terangnya.
Politisi PDI-P itu mengatakan kemungkinan sembako akan diberikan pada awal bulan Mei.
Pada tempat terpisah, Muhammad Fikser selaku koordinator Protokol Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya memastikan beras dari swasta tersebut akan segera dibagikan. Namun untuk tanggal pasti pendistribusian, Ia tidak bisa menyebutkan. Sebab masih harus mendata terlebih dahulu orang-orang yang berhak mendapatkannya.
“Angkanya ini (data yang membutuhkan bantuan, red) kan bertambah. Kalau kita pakai angka MBR kan sudah ada. Namun kita lihat (data MBR, red) dari pandemik ini kan meningkat. Nah itu kita hitung dulu,” ujarnya saat ditemui di Balai Kota pada Rabu 22 April 2020.
Ia juga mengatakan pendataan ini sangat diperlukan. Agar bantuan yang diterima sesuai dan tepat sasaran.
“Nanti kan (bantuan) ada yang dari pusat, provinsi dan kota. Biar tidak double-double dapatnya,” katanya.
Fikser memastikan bahwa bantuan sembako akan tersalurkan. Namun terkait mekanismenya, Ia belum bisa menyebutkan. Sebab banyak skema yang bisa diterapkan saat pembagian.
“Jadi kita tidak ngomong dulu mekanismenya. Pada saat pelaksanaan akan kita informasikan,” pungkasnya.
(and)


