Surabaya, Nawacita- Pemerintah Kota (Pemkot) bersama DPRD Kota Surabaya akan melakukan refocusing dan realokasi APBD untuk tangani Covid-19. Rencana ini tercetus dari rapat Badan Anggaran (Banggar) yang dilaksanakan pada Senin 20 April 2020 siang. Rencananya hal ini akan berlaku apabila pandemi Covid-19 di Surabaya tidak berakhir dalam 2 bulan ke depan.
Reni Astuti wakil ketua DPRD Kota Surabaya mengatakan bahwa Surabaya sudah menjadi darurat bencana Covid-19. Hal ini ditetapkan sejak 1 April 2020 lalu.
“Kalau pandemi ini belum selesai 2 bulan kedepan maka Pemerintah Kota menyiapkan 1,3 Triliun rupiah cadangan. Yang akan dialokasikan untuk penanganan Covid-19 baik itu preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif,” terangnya saat ditemui di gedung DPRD pada Senin 20 April 2020.
Sebelumnya diketahui, Pemkot sudah menyiapkan 196 Miliar untuk penggunaan jaring pengaman sosial. Dana ini diasumsikan untuk jaring pengaman sosial daerah selama dua bulan ke depan.
“Mangkanya anggaran penanganan Covid-19 menjadi hal yang utama untuk keselamatan dan keamanan warga Surabaya,” ujarnya.
Uang sejumlah 1,3 Triliun ini akan diambil dari semua belanja modal yang belum tanda tangan kontrak. Akan dibatalkan semuanya.
“Contohnya seperti rumah sakit BDH untuk rumah sakit kanker itu ditunda. Lalu MRI juga ditunda dulu,” lanjutnya.
Wanita yang akrab disapa Reni melanjutkan jaring pengaman sosial untuk warga yang berdomisili di Surabaya. Namun Ia juga masih menunggu berapa bantuan yang akan diberikan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
“Jadi intinya jaring pengaman sosial daerah warga Surabaya. Tentu dari teman-teman rapat Banggar (Badan Anggaran, red) juga memberikan perhatian bagi warga yang berdomisili Surabaya,” tukasnya.
(and)
