Tuesday, December 23, 2025
HomeDAERAHBPPT: Modifikasi Cuaca Berhasil Kurangi Hujan Jabodetabek hingga 44%

BPPT: Modifikasi Cuaca Berhasil Kurangi Hujan Jabodetabek hingga 44%

Jakarta, Nawacita – Musim hujan masih terus berlangsung, modifikasi cuaca juga tetap dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk mengurangi curah hujan. BPPT menyatakan modifikasi cuacanya telah berhasil mengurangi hujan hingga hampir setengahnya.

“Data Posko TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) ditunjukkan bahwa operasi ini telah mampu mengurangi curah hujan wilayah hingga mencapai sekitar 44% dari prakiraan. Hasil operasi ini juga menunjukkan bahwa curah hujan di wilayah Jabodetabek relatif lebih kecil daripada curaah hujan di sekitarnya,” kata Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi (TMC BPPT), Tri Handoko Seto, dalam keterangan persnya, Senin (13/1/2019).

Operasi TMC seperti ini juga pernah dilakukan untuk mengurangi dampak ancaman banjir Jakarta pada 2013. Untuk saat ini, operasi TMC telah berlangsung sejak 3 Januari 2020 dan belum berhenti demi mengurangi ancaman banjir di Jabodetabek dan sekitarnya.

- Advertisement -

Ini karena menurut BMKG, potensi hujan lebat masih berpotensi mengguyur Jabodetabek antara 17 hingga 23 Januari 2020, meski sudah tidak seekstrem hujan tahun baru kemarin.

“Menyikapi prediksi dari BMKG tersebut, bahwa di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya pada 17 sampai 23 Januari 2020 akan terjadi cuaca ekstreem, maka Tim TMC BPPT kembali meningkatkan eskalasi Operasi TMC. Tim TMC BPPT akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengurangi ancaman banjir di Jabodetabek,” kata Tri.

BPPT bahkan memprediksi cuaca ekstrem masih akan terjadi hingga tanggal 25 Januari, alias lebih lama dua hari ketimbang prediksi BMKG. Masyarakat tidak perlu panik meski perlu tetap waspada kemungkinan hujan ekstrem. TMC terus memantau pergerakan awan, bila awan tersebut hendak bergerak menuju Jabodetabek maka awan itu akan disemai menjadi hujan sebelum sampai di langit Jabodetabek.

“Awan-awan tersebut jauh-jauh akan segera disemai, biasanya awan-awan tersebut masih berada di Laut Jawa, Selat Sunda dan wilayah Ujung Kulon agar segera turun hujan sebelum memasuki wilayah Jabodetabek. Tim TMC akan terbang 4 hingga 5 sorti sehari pada situasi yang memungkinkan dengan tetap berpegang safety first,” kata Tri.

BPTT bekerja sama dengan BMKG, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan TNI-AU dalam menjalankan operasi TMC. Hingga Sabtu (18/1) kemarin, operasi TMC telah dilakukan sebanyak 44 sorti dengan total jam terbang lebih dari 95 jam, total bahan semai yang digunakanlebih dari 73 ton, dengan ketinggian penyemaian sekitar 9.000- 12.000 feet. Operasi TMC ini didukung dua unit pesawat TNI-AU, yakni pesawat CN 295 registrasi A-2901 Skadron 2 dan pesawat Casa 212 registrasi A-2105 Skadron 4 Malang.

dtk

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru