SUKABUMI, Nawacita — Aksi demonstrasi menolak UU KPK dan sejumlah rancangan undang-undang (RUU) berlanjut di sejumlah daerah. Mahasiswa merasa suara mereka belum dipenuhi pemerintah dan DPR.
Di Sukabumi, Jawa Barat, para mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi BEM Sukabumi (ABSI) berkumpul sejak Rabu (25/9) pagi di Lapangan Merdeka, Kota Sukabumi. Mereka bergerak ke gedung DPRD Kota Sukabumi pada Rabu siang dengan berjalan kaki.
“Kami menolak RUU KUHP dan UU KPK hasil revisi dan berharap aspirasi ini disampaikan anggota DPRD ke pemerintah pusat,” ujar salah seorang koordinator aksi Teguh Hidayat kepada wartawan. Ia mengatakan, mahasiswa mendesak peraturan-peraturan tersebut dicabut.
Menurut Teguh, para mahasiswa Sukabumi akan tetap mengawal kebijakan pusat karena isu nasional berdampak ke daerah. Para mahasiswa, dia menegaskan, bergerak tanpa ditunggangi kalangan manapun. Para mahasiswa yang terlibat dalam aksi ini berasal dari 30 perguruan tinggi yang ada di Kota Sukabumi dan Kabupaten Sukabumi.
Setelah menyampaikan tuntutannya, para mahasiswa membubarkan diri dengan tertib. Aksi ini mendapatkan pengawalan ketat dari aparat Polres Sukabumi Kota.
Salah seorang anggota DPRD Kota Sukabumi, Wawan Juanda, mengatakan, aspirasi dari para mahasiswa ini langsung disampaikan ke pemerintah pusat dan DPR RI. “Kami juga mendukung aspirasi mahasiwa karena ada sebagian pasal dalam RUU KUHP yang harus dikaji kembali,” kata dia.
Aksi serupa juga dilakukan para mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Pemuda dan Mahasiswa Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Raya, Sumatra Selatan, Rabu. Mereka menggelar aksi demo di gedung DPRD setempat.
“Kedatangan kami ke DPRD OKU ini untuk menyampaikan aspirasi terkait sejumlah undang-undang yang direvisi oleh DPR RI,” ujar koordinator aksi demo, Mulya Ari Ramadhan, di Baturaja, Rabu.
Dalam orasinya, massa menuntut agar DPR dan pemerintah membatalkan RKUHP dan mencabut UU KPK. “Kami menolak revisi UU yang dilakukan DPR karena revisi tersebut bertentangan dengan aspirasi rakyat.” Mereka tak hanya berorasi. Para mahasiswa juga sempat melakukan aksi bakar pocong sebagai simbol matinya keadilan.
repblk


