Saturday, December 27, 2025
HomeDAERAHMahfud MD: Kombinasi Religius-Nasionalis Kekuatan NKRI

Mahfud MD: Kombinasi Religius-Nasionalis Kekuatan NKRI

Kombinasi kelompok Religius dan Nasionalis menjadi kekuatan bangsa Indonesia untuk menghadapi berbagai tantangan zaman.

Hal ini ditegaskan anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mahfud MD, Rabu (20/6/2018) sebelum menghadiri Haul Bung Karno ke-48 di Kota Blitar.

Menurut dia, perayaan Haul Presiden RI pertama, Ir Sukarno (Bung Karno) sangatlah penting. Sebab, arus utama kekuatan bangsa sekarang ini tidak bisa dipungkiri, yakni arus agama dan nasionalis.

- Advertisement -

“Mengkombinasikan hijau (Religius) dan merah (Nasionalis) ini membuat negara kita kuat,” tegasnya.

Haul Bung Karno hari ini digelar di Kota Blitar, dan dihadiri sejumlah tokoh, seperti Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, Calon Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Cawagub Puti Guntur Soekarno.

Mahfud menyebutkan bahwa kekuatan hijau dan merah ini telah bertemu pada titik hidup berbangsa dan bernegara dalam ikatan Indonesia berdasarkan Pancasila.

“Saya kira jasa terbesar Bung Karno ialah Pancasila. Di mana, hijau terus maju dan ikut mengurus negara. Begitu juga Nasionalisme akan semakin kuat gerakannya,” tutur mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.

Oleh sebab itu, lanjut Mahfud, kombinasi ini menjadi hal penting di semua level di Indonesia. Baik di tingkat birokrasi, tingkat pemikiran ideologis maupun tingkat praktis. Sehingga, keluarnya produk nasional Indonesia yang agamis.

“Pidatonya Bung Karno ini bukan negara agama dan bukan negara yang sekuler. Nah, di situlah ketemu efektifitas sehingga keluar kebersamaan yaitu hukum nasional,” jelasnya.

Menurut Mahfud MD, sekarang ini sudah ada unsur dari luar yang ingin memisahkan kebersatuan hijau dan merah. Kekuatan luar inilah yang ingin memecah-belah Indonesia.

Mahfud mengatakan, ideologi baru yang dibawa inilah yang tidak mengerti sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

“Mereka ingin mendirikan negara model baru, taruhlah Khilafah. Mereka yang sering muncul itu kan sebenarnya membawa ide-ide dari luar. Dan mereka ini anak-anak Indonesia yang lahir sesudah tahun 50-an, sesudah tahun 60-an belajar ke sana. Mereka tidak memahami pesan sejarah bangsanya bahwa sebenarnya umat Islam dulu sudah membicarakan ini dan sudah sampai final mendirikan negara kesepakatan namanya Darul Hadist,” ungkapnya. dms

beritajatim

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

Bank Jatim Nataru
- Advertisment -

Terbaru