Bogor,Nawacita.co – Direktorat Perdagangan, Komoditas, dan Kekayaan Intelektual Kementerian Luar Negeri telah melaksanakan lokakarya dan jaring masukan daerah mengenai “Optimalisasi Peran G20 Bagi Indonesia: Integrasi Sektor Pertanian Dalam Rantai Pasokan Global” di Kampus Institut Pertanian Bogor di Dramaga Bogor, Jawa Barat (19/4). Kegiatan tersebut dihadiri oleh 40 peserta, terdiri dari 25 ekonom IPB dan 15 perwakilan Kementerian terkait.
Dalam pembukaan, Direktur PKKI, Tri Purnajaya, menggarisbawahi pentingnya keterlibatan para ekonom dan ahli pertanian IPB dalam menyusun rekomendasi global dalam Pertemuan Pertama Trade and Investment Working Group (TIWG) G20 berdasarkan kondisi faktual sektor pertanian di Indonesia. Wakil Dekan FEM IPB turut menyambut baik upaya penyusunan rekomendasi tersebut dengan harapan bahwa Pemri harus memperkuat basis produksinya sehingga tidak hanya menjadi pangsa pasar bagi negara-negara lain.
Sebagai salah satu fokus TIWG Presidensi G20 Argentina tahun ini, sektor pertanian diharapkan mampu lebih berkontribusi bagi negara berkembangan. Hambatan non-tarif berupa standar, food safety, isu lingkungan dan ketenagakerjaan, animal welfare, dan lain-lain merupakan tantangan utama dalam integrasi sektor pertanian pada rantai pasokan global, yang memerlukan koordinasi bersama antar para pemangku kepentingan. Selain itu, partisipasi Indonesia yang rendah tidak lepas dari minimnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, kebijakan perdagangan dan investasi yang restriktif, serta biaya logistik tinggi.
Untuk mencari solusi atas berbagai tantangan tersebut, Indonesia perlu memetakan value partisipasinya dalam rantai pasokan global. Melalui mapping tersebut akan mendorong koherensi kebijakan perdagangan, industri dan investasi. Untuk itu, IPB bersedia untuk berkolaborasi lebih lanjut. Turut disampaikan pula bahwa kontribusi sektor pendidikan bagi perekonomian nasional dapat dilakukan melalui market intelligence dengan memaksimalkan pemberdayaan penelitian para mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri. (Sumber: Direktorat PKKI)


