Surabaya, Nawacita – Cawagub Jatim nomor urut 1, Emil Elestianto Dardak mengajak kalangan muda (milenial) untuk kreatif menciptakan pekerjaannya sendiri. Kendati demikian, ia berusaha menguatkan “Millineal Job Center” pada program Nawa Bhakti Satya yang ke dua.
Millineal Job Center yang diusung bersama pasangan gubernurnya Khofifah itu bertujuan untuk mengantisipasi besarnya tantangan generasi milenial ke depan.
“Persiapan job training itu, skill tambahan bagi lulusan S1 maupun pendidikan vokasi, membantu starting up usaha, membantu promosi bagi usahawan muda serta support pembiayaan usaha pada tahap awal usaha,” ungkapnya
“Dengan skill tambahan yang didapatkan serta bantuan pembiayaan, maka kalangan muda dapat menangkap peluang-peluang yang ada,” tambah Emil, Selasa (27/2/2018).
Selain itu, pihaknya juga menyiapkan program “Dream Team Science Techno Park (STP)” untuk 5-10 anak SMK dan 2-4 anak D3/S1, serta membentuk STP bagi kelompok rintisan usaha di berbagai daerah.
Satu lagi, Belanja Inovasi Daerah (Belanova). Program ini memberikan jaminan bagi produksi dan distribusi produk-produk inovasi anak muda, melalui informasi super koridor di lima Bakorwil. “Itu semua dari Khofifah-Emil untuk kalangan muda,” tandasnya.
Ia menambahkan, semakin mendapat tempat di hati generasi milenial. Terlebih, perintis Pelabuhan Nusantara selatan Jawa tersebut hadir dengan sejumlah gagasan brilian untuk pembangunan dan kemajuan kalangan muda, khususnya di Jawa Timur.
Hal itu dibeberkan Emil saat ngobrol bareng kalangan muda di Kabupaten Gresik. Bertempat di Pit Stop Kopi, suami Arumi Bachsin itu memaparkan program yang diusungnya bersama Cagub Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jatim 2018.
Dalam kesempatan tersebut, Emil menjelaskan, perubahan zaman sangat cepat dan kompetitif. Apalagi di era digital, segala sesuatunya bisa dikerjakan dengan teknologi modern.
“Dunia terus berkembang dan berubah. Dulu mahasiswa kuliah ambil jurusan akuntan atau keuangan untuk bisa kerja di bank, saat ini sudah tergantikan dengan mesin ATM,” katanya.
Mereka yang sekolah di SMK dengan harapan bisa di pabrik, tambah Emil, peluang itu kini mulai tergantikan robot otomatis. Lalu yang bekerja di bidang administrasi sebagai sekretaris dan sejenisnya, kini tergantikan smartphone.
Begitu pula perusahaan taksi yang dulu dianggap sebagai perusahaan mapan, kini mulai tergantikan taksi online. “Dulu aktivitas kerja memerlukan kantor, saat ini bisa dilakukan di rumah. Sehingga bangunan perkantoran mulai mengalami kesulitan. Jadi Banyak sekali tantangan ke depan,” katanya.
Dengan banyaknya tantangan tersebut, papar Emil, saat ini tak sedikit lulusan S1 yang susah mencari pekerjaan. Kalaupun mendapatkannya, biasanya di luar spesifikasi jurusan atau mungkin karena sulit mencari pekerjaan akhirnya tetap diambil meski gaji di bawah UMR.
Mendengar papar Emil, remaja yang hadir menyambut antusias dan menyebut Cawagub berumur 33 tahun tersebut role model dari pribadi masa depan yang kaya gagasan.
“Luar biasa ini Mas Emil. Memang benar, di era milenial semuanya serba praktis, sehingga peran manusia tergantikan oleh kemajuan tekhnologi,” ucap Firdia, salah seorang remaja yang hadir.
“Saya sepakat banget dengan gagasan Millenial Job Centre yang mewadahi kawula muda, untuk bisa berkarya dan menjawab tantangan. Gagasan yang ditawarkan ini sangat berpihak kepada generasi milenial,” tambahnya.Â
bj


