Surabaya,Nawacita.co – Persaingan semakin kuat, tantangan yang dihadapi semakin besar terutama untuk Generasi yanglahir di abad-21 yang sering diistilahkan sebagai Generasi Platinum. Mereka terlahir pada masa keterbukaan teknologi, keterbukaan cara berpikir, keterbukaan berprilaku, serta ketersediaan sarana pendidikan yang jauh lebih baik dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Cirinya, mereka mempunyai kemampuan yang tinggi dalam mengakses dan menyerap informasi sehingga memiliki kesempatan lebih banyak dan terbuka untuk mengembangkan dirinya. Kemampuan inilah yang kelak menjadi modal untuk bertahan hidup. gelaran acara ini diadakan di hypermart Royal Surabaya (di dalam Store hypermart Royal) Sabtu dan minggu 9 -10 November 2017
Banyak yang berasumsi, dengan segala fasilitas dan kemudahan yang tersedia, pastilah generasi ini lebih ” enak” menjalani hidup. Belum tentu, sebab dibandingkan generasi sebelumnya, tantangan yang harus dihadapi lebih besar, persaingan semakin ketat, serta tekanan lebih kuat. Perlu persiapan dan strategi untuk melewatinya. Mereka harus mampu berkompetisi secara global dalam era dunia digital. Apalagi bila melihat karakteristik Generasi Platinum secara umum adalah generasi yang sehat, bermultitalenta, pandai bersosialisasi, kreatif, dan kaya imajinasi, pemberani, optimis dan percaya diri, penuh motivasi, pantang putus asa, memiliki cita-cita bangga menjadi anak Indonesia, serta memilihi hubungan yang erat dan hangat dengan keluarga dan lingkungannya.
Anak Generasi Platinum adalah anak yang mampu menghadapi tantangan karena memiliki berbagai keterampilan atau multi talenta. Ingatlah bahwa Si Kecil adalah pribadi yang unik dan juga butuh dimengerti. Jadi, sebelum mengembangkan potensinya, kenali dahulu apa kecerdasan atau talentanya.
Awalnya, kecerdasan sering didefinisikan sebagai keseluruhan kapasitas untuk mengatasi masalah. Kecerdasan umumnya dikaitkan dengan IQ dan kemampuan skolastik seperti membaca, menulis dan berhitung. Sedangkan bakat atau talenta identik dengan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam bidang tertentu. Jadi sifatnya lebih spesifik, contohnya keterampilan menari, membaca puisi , menyanyi, bermain sepakbola, dan lain sebagainya.
Dr. Howard Gardner, seorang psikolog dari Universitas Harvard, kemudian mengemukakan sebuah konsep yang menjembatani keterkaitan antara kecerdasan dan talenta. Konsep atau teori ini dikenal sebagai Multiple Intelligence atau Kecerdasan Majemuk. Gardner menyampaikan hal ini dalam bukunya The Multiple Intelligence (1993) bahwa ada beberapa kecerdasan yang alami dalam setiap manusia dan sudah dapat dideteksi sejak ia masih muda.
Berdasarkan teori ini, setiap orang itu cerdas dengan keunikannya masing-masing. Namun orang yang berbakat atau disebut juga ‘talented’ akan memiliki kemampuan sangat menonjol di satu atau beberapa kecerdasannya
MULTIPLE INTELLIGENG
Multiple Intelligence adalah kecerdasan yang mencakup banyak bidang dalam kehidupan kita sehari-hari, Ada 8 tipe Multiple Intelligence: Linguistik, Logika Matematik, Musikal, Kinestetik, Visual Spasial, Interpersonal, Intrapersonal & Naturalis
MULTIPLE INTELLIGENCE & MULTITALENTA
Tahukah Bunda bahwa Multitalenta dan Multiple Intelligence (MI) atau Kecerdasan Majemuk adalah dua hal berbeda namun saling berkaitan? Menurut pendekatan MI, setiap anak adalah cerdas, namun kadar kecerdasan dalam setiap bidang dapat berbeda
Kecerdasan adalah keseluruhan kapasitas seseorang dalam mengatasi masalah, sedangkan talenta merupakan kemampuan menonjol seseorang di suatu bidang tertentu. Menurut perspektif Multiple Intelligence, setiap anak memiliki beragam kecerdasan. Namun setiap kecerdasan perlu distimulasi agar berkembang optimal. ( dny )


