Surabaya, Nawacita – Pengungsi etnis Rohingya di Bangladesh dan Myanmar bisa mendapatkan pasokan konsumsi makanan untuk menyambung keberlangsungan hidup. Pasalnya mereka akan mendapatkan kiriman 2000 ton beras dari lembaga sosial yang ada di Surabaya.
Pengirimnya adalah lembaga kemanusian Aksi Cepat Tanggap (ACT). Selasa (19/9/2017) lembaga tersebut akan mengirimkan 2000 ton beras atau sebanyak 80 kontainer dari lumbung pangan Blora menuju Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
“Tahap pertama kami akan kirimkan 20 kontainer, dan diperkirakan sampak di sana hingga 12 hari kedepan atau 4 Oktober,” tutur Manager Komunikasi ACT Pusat, Lukman Aziz Kurniawan kepada wartawan saat konferensi pers, Senin (18/9/2017).
Ia mengatakan, pengiriman itu dilakukan bertahap hingga bertotal 2000 ton atau setara dengan 80 kontainer. Pengiriman bantuan tersebut juga akan dikoordinasikan dengan pemerintahan Bangladesh.
“Sejauh ini, tidak ada kesulitan apapun. Hanya saja proses ijin di Indonesia masih memakai regulasi menerima bantuan. Sedangkan untuk mengirimkan bantuan belum ada regulasinya. Jadi, kita pakai konsep ekspor. Karena memang regulasi di Indonesia belum ada. Regulasinya hanya menerima bantuan,” katanya.
Untuk pengiriman ke Rahingne state sendiri terkendala kebijakan pemerintahan Myanmar yang sudah menutup segala bentuk bantuan terhadap masyarakat di Rohingne State. Sehingga pengiriman dilakukan secara informal.
“Kita sulit masuk kesana. Namun, relawan di sana sudah mempunyai jalur tikus agar pengiriman bantuan bisa sampai di pengungsian yang sampai saat ini masih dirahasiakan. Dikhawatirkan, menjadi target sasaran mereka,” ucapnya.
Sampai saat ini, gudang di pengungsian sudah terisi sekitar 12 ton beras. Jumlah itu diperkirakan cukup untuk satu bulan ke depan. Untuk wilayah Rahingne State dan Bangladesh, ada sekitar 50 relawan ACT baik lokal maupun relawan yang berasal dari Indonesia. Sedangkan jumlah pengungsi diperkirakan mencapai 500 ribu orang.
“Kami berharap, dengan regulasi yang ada di Indonesia, pemerintah bisa memudahkan bantuan kemanusiaan. Karena hal ini menyangkut nyawa manusia. Hitungan menit per menit, mereka siap mati dengan kondisi tersebut. Sehingga perlu dukungan dan perhatian pemerintah untuk realisasi bantuan terhadap Rohingya,” ujarnya.
bj


