Jakarta, Nawacita – Nama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kembali diperbincangkan untuk jadi gubernur. Jika sebelumnya sempat ada yang ‘menggoda’ agar melaju ke Pilgub DKI Jakarta, kini Risma dinilai layak untuk jadi kepala daerah di ‘kandangnya’ sendiri, Jawa Timur.
Kontestasi politik di Jawa Timur bakal seru mengingat banyaknya kota besar di sana. Nama-nama yang digadang-gadang pun rata-rata sudah dikenal di tingkat nasional.
Nama Risma disebut jadi salah satu kandidat potensial untuk jadi calon gubernur sebetulnya bukan hal baru. Wali Kota perempuan pertama Surabaya ini menapaki karier politik lewat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Survei yang dirilis Poltracking Institute menempatkan popularitas Risma di posisi setelah Wagub Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Mensos Khofifah Indar Parawansa. Ada pun perolehannya yakni Khofifah (76%), Gus Ipul (76%), Risma (70%), dan Abdullah Azwar Anas (25%).
Poltracking kemudian melakukan simulasi jika Pilgub Jatim diikuti 18 kandidat. Hasilnya Saifullah Yusuf memiliki elektabilitas 31,27 persen. Adapun Abdullah Azwar Anas memiliki elektabilitas 22,81 persen sebagai kandidat wakil gubernur.
Simulasi juga dilakukan jika Pilgub Jatim hanya diikuti 4 kandidat. Hasilnya elektabilitas Gus Ipul tercatat sebesar 32,29 persen disusul Tri Rismaharini 27,08 persen, Khofifah Indar Parawansa 19,11 persen dan Abdullah Azwar Anas 8,47 persen.
Survei lainnya juga dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia. Pada survei ini Risma menyalip Khofifah.Dari versi pertanyaan spontan, ketiga tokoh tersebut memperoleh elektabilitas yakni, Saifullah Yusuf 13,1 persen. Risma di bawah Gus Ipul tapi di atas Khofifah dengan meraih 9,7 persen. Sedangkan Khofifah mendapatkan 5,8 persen.
“Untuk versi pertanyaan semi terbuka, nama Saifullah Yusuf memperoleh 23,6 persen. Risma 19,2 persen. Khofifah 15,7 persen. Sedangkan yang tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 25,1 persen,” kata peneliti Indikator Hendro Prasetyo, di sela acara Diskusi dan Rilis Hasil Survei Peta Peluang Para Tokoh Menjelang Pemilukada Provinsi Jawa Timur 2018 di sebuah rumah makan di Surabaya, Minggu (11/6/2017).
Tetapi jauh sebelum hasil survei muncul, Risma telah lebih dahulu menyatakan ketidaksediaannya untuk jadi orang pertama di Jawa Timur. Dia bahkan mengaku sudah bicara dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri soal pilihannya tetap di Surabaya.
“Wong aku sudah sampaikan ke Bu Mega dan Bu Mega setuju bukan aku (yang jadi cagub Jatim) yeee..,” ujar Risma sambil menggoda wartawan di ruang kerja Balai Kota Surabaya, Kamis (8/6/2017).
“Kecele kamu ya,” kata Risma sambil berkelakar sambil tertawa.
Hal itu pun diamini oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Menurutnya Risma lebih ingin konsentrasi di Surabaya.
“Bu Risma, beliau telah menyatakan akan lebih berkonsentrasi untuk di Surabaya. Bu Risma ingin menyelesaikan seluruh gagasan-gagasan besarnya terkait Surabaya sebagai kota manusiawi dan Pancasila,” ujar Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto, dalam acara rilis hasil survei Poltracking Indonesia tentang Pilgub Jatim di Hotel Morrissey, Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta, Minggu (11/6/2017).
Akan tetapi nama Risma tetap dimasukkan dalam daftar penjaringan cagub oleh PDIP. DPD PDIP Jawa Timur melayangkan surat pemberitahuan untuk Tri Rismaharini tentang mekanisme yang harus dilalui selama penjaringan berlangsung.
Surat Nomor119/EKS/DPD/VI/2017 Tanggal 12 Juni 2017 yang ditandatangani oleh Ketua DPD Kusnadi dan Sekretaris DPD Sri Untari Bisowarno itu berisi imbauan pengambilan dan pengembalian formulir pendaftaran calon. Surat tersebut juga memberitahukan jadwal pengambilan formulir di DPD PDI Perjuangan Jatim sesuai yang telah dimuat di media massa.
Namun surat itu dititipkan kepada Didik Prasetiyono yang berhenti menjadi wakil ketua PDIP Surabaya karena ditunjuk Pemkot Surabaya mewakili pemilik saham 25 persen sebagai Komisaris BUMN PT SIER. Didik menegaskan bahwa Risma berkukuh tak akan ambil formulir.
Sementara itu PDIP mengisyaratkan ingin berkoalisi dengan PKB. Bahkan DPC PDIP Ngawi menyodorkan nama Bupati Budi ‘Kanang’ untuk jadi cawagub bagi Gus Ipul.
Akankah Risma berubah pikiran agar PDIP tak sekadar mencalonkan cawagub?
Sumber: detik


