Jakarta, Nawacita – Nama politikus Demokrat Dede Yusuf kembali mencuat untuk dijagokan maju di Pilgub Jabar 2018. Dede mengaku ingin memberi kesempatan ke generasi muda untuk unjuk gigi.
“Prinsipnya, kalau yang muncul namanya itu-itu lagi, artinya Jabar kekurangan kader. Oleh karenanya, sekarang kesempatan yang muda untuk tampil, kalo kita kan jagoan tua. Kalau muda nggak ada, baru yang tua muncul,” ujar Dede di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/4/2017).
Demokrat dalam menentukan calon untuk diusung memiliki mekanisme sendiri. Seusai Rakernas di Lombok, kemungkinan besar partai berlogo Mercy itu mulai melakukan penjaringan nama.
“Penjaringan biasa dimulai Juli-Agustus karena pendaftaran di bulan Desember,” jelasnya.
Dede meyakini kemungkinan besar suhu politik Pilkada DKI tahun ini akan terbawa di Pilgub Jabar 2018. Mulai dari koalisi partai hingga pelaku demokrasi.
“Kalau kita berkaca dari pengalaman DKI, ramai-ramai DKI akan bergeser ke Jabar. Pelakunya sama, koalisi sama, Gerindra dengan PKS kan sudah firm. Rame-ramenya hampir sama seperti di DKI. Pokoknya rame aja,” tuturnya.
Meski demikian, Dede tak berharap semua isu di Jakarta dibawa ke Jabar. Seperti misalnya isu SARA. Dia menyebut akan ada pertarungan antara ‘gajah-gajah’ besar di Pilgub Jabar nanti.
“Isu SARA jangan sampai terbawa lagi karena sangat sensitif sekali. Beda dengan DKI yang kemajemukannya tinggi, kalau di Jabar kan tidak begitu tinggi seperti di Jakarta. Sebaiknya, jangan bawa isu, bawa program, gagasan, pikiran dan jumlah penduduk Jabar 57 juta, pemilihnya lebih dari 35 juta. Pasti ada pertarungan ‘gajah-gajah’ besar,” ujar dia
Ditanya berkali-kali apakah siap maju di Pilgub Jabar, Dede terus mengelak dengan menjawab akan salat Istikoroh sebelum mengambil keputusan. Namun, dia mengakui Demokrat telah melirik beberapa nama.
“Ada Bupati Karawang, Wali Kota Sukabumi, Ketua DPD ada. Prinsip dasar PD pasti harus berkoalisi. Pasti dipertimbangkan. Ada juga Irfan Setia Negara,” tandasnya.
Sumber: detik