Tuesday, December 23, 2025
HomeDAERAHThe Pakde Karwo Factor Tentukan Pemenang Pilgub Jatim 2018

The Pakde Karwo Factor Tentukan Pemenang Pilgub Jatim 2018

Surabaya, Nawacita–Hampir 10 tahun memimpin Jatim, Soekarwo (Pakde Karwo) menjadi faktor kunci lain dalam kontestasi pemilihan gubernur (Pilgub) Jatim 2018 mendatang. The Pakde Karwo factor merupakan variabel politik yang tak mungkin dinafikan siapa pun.

Demikian pandangan yang disampaikan pengamat politik Fisip Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Priyatmoko, M.Si saat mengisi kegiatan ‘Sekolah Politik’ beritajatim.com, bertema: Dampak Hasil Pilgub DKI Jakarta Terhadap Peta dan Dinamika Politik Pilgub Jatim 2018, di kantor beritajatim.com di Jalan Ciliwung 65 Surabaya, Selasa (25/4/2017) petang.

“Faktor Pakde Karwo sangat menentukan di tengah minimnya tokoh yang dijagokan sebagai cagub. Saya juga heran banyak parpol kok stok tokohnya sebagai cagub justru minim di Jatim,” kata Priyatmoko.

- Advertisement -

Ada dua tokoh yang disebut-sebut memiliki kans kuat sebagai cagub Jatim: Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Khofifah Indar Parawansa. Keduanya tokoh NU dan memiliki jabatan politik bersifat strategis. Gus Ipul kini menduduki jabatan Wagub Jatim 2 periode, sedang Khofifah menjabat Menteri Sosial (Mensos). Keduanya tak berpartai secara formal dan struktural.

Priyatmoko menyatakan, Pakde Karwo selain sebagai gubernur Jatim 2 periode masa jabatan, sekaligus Ketua DPD Partai Demokrat. Jumlah kursi Demokrat di DPRD Jatim cukup signifikan di bawah PKB, PDIP, dan Partai Gerindra. Demokrat sebagai partai tengah yang bisa merajut koalisi politik dengan partai lain untuk menyorongkan calon.

“Yang penting dicatat dalam konteks ini, selama hampir 10 tahun kepemimpinan Pakde Karwo di Jatim, dia mampu merangkul dan mengayomi semua parpol dalam bingkai komunikasi politik bersifat informal. Sehingga membuka peluang dilakukan proses pengambilan keputusan model setengah kamar. Koalisi antarparpol di Jatim tak diformalkan seperti Sekber Parpol Koalisi di era Presiden SBY kedua, tapi di Jatim implementasinya lebih informal. Sehingga sekat-sekat perbedaan politik tak kelihatan menonjol,” jelas Priyatmoko.

Model kepemimpinan dan komunikasi politik yang dilakukan Pakde Karwo itu, menurut Priyatmoko, berdampak signifikan terciptanya iklim politik kondusif di Jatim selama dipimpin Pakde Karwo. Selain itu, Pakde Karwo merupakan tipologi pemimpin yang mau mendengar input dan alternatif pemikiran dari counter part politiknya, seperti pimpinan dan anggota DPRD dan elite parpol di Jatim.

“Yang menarik, Pakde Karwo seringkali menjawab masukan counter part politiknya dengan indeks dan pendekatan kuantitatif. Jarang sekali respon disampaikan dengan retorika politik. Menurut saya, Pakde Karwo itu meski berlatar sarjana hukum, namun penguasaan statistik dan data kuantitatifnya kuat. Ini yang menarik, sehingga pandangan Pakde Karwo seringkali sulit dibantah politikus,” papar Priyatmoko.

Selama 2 periode menduduki jabatan gubernur Jatim, kata Priyatmoko, tentu saja Pakde Karwo memiliki jaringan politik sangat kuat di provinsi berpenduduk 38 juta jiwa. Lebih-lebih dia sekaligus ketua Partai Demokrat Jatim. “Karena itu, saya berani katakan bahwa dukungan Pakde Karwo itu menentukan cagub yang berpeluang menang di Pilgub Jatim 2018,” ujarnya.

Kira-kira siapa bakal cagub yang didukung Pakde Karwo? Priyatmoko mengatakan belum bisa memastikan. Dinamika politik di Jatim dan nasional terus berkembang terkait pilkada serentak 2018, yang akan diikuti 117 kabupaten/kota dan provinsi di seluruh Indonesia. Pilkada serentak 2018 juga berlangsung di 3 provinsi berpenduduk besar di Pulau Jawa: Jabar, Jateng, dan Jatim. Di mana dari ketiga provinsi ini, diperkirakan jumlah pemilih lebih dari 90 juta pemilih. “Tak mudah memutuskan masalah ini,” tukasnya.

Dengan modal pernah 2 kali memenangkan Pilgub Jatim secara langsung (2008/2009 dan 2013), Pakde Karwo adalah politikus matang dan berpengalaman memenangkan kontestasi politik yang berlangsung sengit dan ketat. Pakde Karwo juga memiliki basis elektoral yang jelas, segmented, dan tradisional. Yang bersangkutan selama ini drepresentasikan sebagai figur Mataraman berwajah Nasionalis yang bisa diterima kalangan pemilih santri (Tradisional maupun Modernis) di Jatim.

“Modal politik Pakde Karwo luar biasa, sehingga tak heran kalau diperebutkan siapa pun calon di Pilgub Jatim 2018. Apalagi, dalam pilkada selama ini memperlihatkan mesin partai kurang mendukung dan kurang bergerak. Partisipasi dan dukungan politik itu ditentukan kapasitas dan ekspektasi politik terhadap tokoh (figur),” tegas Priyatmoko.

Sumber: Berita Jatim

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru