Surabaya, Nawacita – Batalnya pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Covid-19 sempat membuat drama tersendiri. Sebab salah satu dewan dari partai NasDem yang tergabung dalam Fraksi Demokrat-NasDem, menuding Herlina Harsono Njoto sebagai biang keladi gagalnya pembentukan Pansus.
Menjawab tudingan tersebut, Herlina Harsono Njoto angkat bicara. Ketua Fraksi Demokrat-NasDem itu membeberkan alasan dirinya tidak lagi mendukung Pansus.
Usulan pembentukan Pansus Covid-19, yang diajukan fraksinya bermula sebelum PSBB berjalan. Saat itu Herlina sapaan akrabnya menganggap data yang diperoleh dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sangat terbatas. Sehingga, dirinya memandang pentingnya pembentukan Pansus Covid-19, untuk membantu Pemkot dalam penanganan.
Namun seiring berjalannya waktu, setelah komisi-komisi bisa melakukan hearing dengan Pemkot melalui teleconfrence. Dirinya menganggap pembentukan Pansus sudah tidak relevan lagi.
“Dari rapat di komisi, Pemkot memberikan data. Baik data Bansos, data pemberi CSR dan data penerima CSR. Artinya mereka (Pemkot) menerima kritik itu ya dengan respon yang cukup baik,” terangnya kepada Nawacita pada Senin 18 Mei 2020.
Lalu rapat badan musyawarah (Banmus) pada Jumat 15 Mei 2020, tetap dilaksanakan secara musyawarah. Pada Banmus tersebut membahas mengenai pembentukan Pansus. Pada proses musyawarah tidak didapatkan kesepakatan. Lalu diambil langkah voting. Namun sayang, Pansus yang diusulkan oleh 5 fraksi tersebut justru gagal terbentuk.
Proses voting juga tidak dilakukan sekali. Namun dua kali. Voting pertama yang menolak Pansus mendapat 7 suara dibandingkan 6 suara yang mendukung Pansus. Lalu pada voting kedua, 8 suara menolak, dan 5 suara mendukung.
Pada proses tersebut Herlina selaku ketua Fraksi Demokrat-NasDem secara pribadi menolak Pansus. Hal inilah yang membuat salah satu dewan dari partai NasDem meradang dan menuding Herlina berkhianat.
Oleh sebab itu, Herlina merespon dengan mempertanyakan kemana anggota partai NasDem saat voting berlangsung. “Aku justru bertanya anggota dari NasDem itu kenapa dua kali voting tidak hadir,” tandas Herlina.
Selain itu, Ia justru meminta dewan tersebut untuk intropeksi dirinya. Serta tidak menuding orang semabarangan.
“Dia itu harusnya mengurus partainya sendiri, kalau dia tidak becus ngurusi partainya sendiri kenapa kemudian harus menuduh orang. Inikan seperti buruk rupa cermin dipecah,” pintanya.
Herlina juga mempersilakan dewan tersebut mencari fraksi lain, apabila tidak cocok dengan partai Demokrat. “Kalau memang merasa tidak nyaman dengan aku, ya Imam Syafi’i bisa mencari Fraksi lain,” tegasnya.
(and)


