Jakarta Nawacita – Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal memanggil emiten yang tercatat terus merugi. Sebut saja, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) dan PT Bentoel International Investama Tbk (RMBA). Kedua emiten tersebut telah tercatat rugi selama bertahun-tahun.
Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, pihaknya kini masih mempelajari lebih lanjut soal kinerja keuangan masing-masing emiten rugi. Diduga ada sejumlah emiten lain yang juga bernasib sama dengan KRAS dan RMBA.
“Sedang dimintakan penjelasan, dengan beberapa perusahaan yang lain kita lakukan review laporan keuangannya. Jadi beberapa perusahaan yang memang kita butuh tanyakan performanya kita akan kirimkan,” ungkap Nyoman di Main Hall BEI, Jakarta, Jumat (12/4).
BEI akan melalukan hearing (jajak pendapat) dengan para emiten yang tercatat merugi. BEI akan meminta penjelasan dari pihak emiten, dan sebaliknya dari pihak emiten juga diberi kesempatan untuk menyampaikan tanggapan.
Menurut Nyoman, pihaknya akan melihat beberapa aspek secara mendetail untuk mengkaji ulang kinerja emiten-emiten rugi.
Beberapa yang dikaji adalah lini bisnis, keberlangsungan bisnis, besaran pendapatan dan lain sebagainya. Sebab menurut Nyoman, beberapa emiten rugi bisa saja tetap membukukan pendapatan, namun bottom line (keuntungannya) bermasalah. Atau faktor lain, emiten tersebut merugi karena secara ekosistem, sektor bisnisnya sedang turun. Hal-hal semacam ini menurut Nyoman harus dipetakan secara mendetail.
Dengan memetakan secara mendetail tersebut, maka nantinya emiten-emiten rugi ini bisa diklasifikasikan dalam empat kuadran, sesuai dengan masalah dan kondisi masing-masing perusahaan.
“Dengan menggunakan kuadran kita kelompokkan mereka dari banyak hal, misalnya performance. Yang mana performance yang bermasalah? Kalau performance bermasalah kita lihat di komponen mananya? Apakah di atasnya (revenue) dia tidak ada, atau di bottom line?” ujar Nyoman.
Jika kemudian ditemukan masalah pada bottom line, maka BEI akan menanyakan soal biaya operasional untuk memastikan efisiensi perusahaan tersebut.
“Itu kita ajak banyak diskusi dengan manajemen untuk memastikan ke depannya mereka memiliki prospek dan bertumbuh,” tutupnya.
kmrn


