Jakarta, Nawacita – Hari pencoblosan semakin dekat, sejumlah pihak pun kian getol menggoyang Calon Gubernur Petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dalam kontestasi Pilkada DKI Jakarta. Yang terbaru adalah Aksi 313 yang direncanakan digelar pada Jumat (31/3) mendatang.
Aksi ini sendiri digagas oleh Forum Umat Islam (FUI) dan diikuti oleh oleh jajaran “alumni” peserta aksi 212, menuntut Presiden Joko Widodo segera mencopot Basuki Tjahaja Purnama yang kini menjadi terdakwa kasus dugaan penistaan agama, dari kursi Gubernur DKI Jakarta.
Pihak Ahok-Djarot sendiri mengaku tidak terlalu terpengaruh dengan aksi tersebut. Namun Juru bicara Ahok-Djarot, Raja Juli Antoni berpendapat, aksi 313 sesungguhnya menjadi batu ujian bagi Anies Baswedan untuk membuktikan konsep tenun kebangsaan yang selama ini selalu ia gembar gemborkan. Jika Anies ingin membuktikan dirinya tak hanya pandai menenun kata, maka ada baiknya Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga itu bersuara untuk meredam gejolak yang mungkin terjadi.
“Sebenernya ini momentum baik bagi Anies Baswedan untuk membuktikan klaim dia selama ini. Secara formal dia (Anies) selalu mengatakan, tidak terlibat dalam politik SARA, dia memperjuangkan kebhinekaan, dia memperjuangkan rapatnya tenun kebangsaan. Saya kira kalau mas Anies Baswedan betul-betul ingin dilihat sebagai seseorang yang linier antara kata-kata dan perbuatannya, ada baiknya mas Anies Baswedan membuat pernyataan bahwa 313 tidak relevan untuk konteks Pilkada DKI”, ujar Toni saat dihubungi di Jakarta, Kamis (30/3).
Raja Juli Antoni juga menilai, berbagai aksi pengerahan massa dalam Pilgub DKI seperti 313 hingga rencana Tamasya Al Maidah saat hari pencoblosan, sangat tidak relevan dalam konteks penguatan demokrasi di Indonesia. Sebab, model demokrasi yang diinginkan seluruh rakyat adalah demokrasi tanpa intimidasi. Oleh sebab itu, sikap diam sama saja dengan pembiaran.
“Kalo istilah di pesantren itu ada yang namanya Ijma Sukuti, artinya jika orang diam tandanya dia setuju. Mengekspresikan kesetujuannya itu khan tidak selalu mengangguk atau mengatakan iya tapi dengan diam itu juga mengatakan iya. Nah ini kita tanya lagi ke mas Anies, apakah dia diam? Membiarkan? Atau mungkin tidak hanya di Anies saja, tapi juga ada orang-orang (lain) yang mungkin terlibat”, katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, aksi 313 rencananya akan diawali dengan sholat Jumat bersama di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Setelah shalat Jumat, peserta aksi akan mengarah ke Monas dan Istana Merdeka. Mereka kemudian akan menyampaikan aspirasi di depan Istana Merdeka. Namun tak seperti aksi 212, FPI dan pimpinannya Habib Rizieq Syihab disebut-sebut tidak akan bergabung dalam aksi 313.
“Kita (kubu Ahok-Djarot) sih santai-santai aja. Masyarakat kita sudah tambah cerdas kok”, tutup Toni.
sumber : inilah