Nawacita – Aksi jalan kaki dari Malang Selatan hingga Makam Sunan Ampel di Kota Surabaya, dilakukan seorang pria bertubuh tambun bernama Muslih Ali. Pria yang akrab disapa Gus Muslih in merupakan sepupu dari KH Thoriq Bin Ziyad Pengasuh Pondok Pesantren Babussalam Desa Banjarejo, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang.
Bukan perkara mudah jalan kaki di tengah lalu lalang kendaraan Malang-Surabaya. Aksi tersebut merupakan nadzar dari Gus Mulih apabila pasangan nomor urut 1 Khofifah Indar Parawansah dan Emil Dardak, menang dalam Pilgub Jatim 27 Juni 2018.
Kaki Gus Muslih sampai berdarah-darah saat tertancap paku, baut dan mur ketika melintas di Jalanan Kota Sidoarjo. Seperti apa kisahnya? Gus Muslih melakukan nadzar jalan kaki Malang-Surabaya pada Kamis (28/6/2018) ba’da salat dzuhur dari kediamannya di Desa Banjarejo, Pagelaran, Kabupaten Malang.
Setelah meminta izin kerabat pondok, Gus Muslih tiba di Kecamatan Singosari pada malam hari. Selama perjalanan, Gus Muslih hanya menyempatkan istirahat 20 hingga 30 menit. “Kalau capek kita berhenti di pinggir toko. Kadang ya di halte bus,” ungkap Gus Muslih, Sabtu (30/6/2018) petang pada beritajatim.com saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Selama berada di perjalanan, Gus Muslih tak pernah tertidur lebih dari 45 menit. Jika lelah mendera, ia habiskan untuk duduk sambil memasang alarm pada telepon genggam yang dibawanya. “Biar gak tertidur, saya pasang alarm. Istirahat paling lama 30 menit. Setelah itu jalan lagi,” tuturnya.
Meski tidak menargetkan bisa tiba di Makam Sunan Ampel secepatnya, ia mengaku sangat menikmati nadzar jalan kaki tersebut. Gus Muslih bahkan sempat mampir di Kebun Binatang Surabaya. “Sekalian tunaikan nadzar dan piknik kecil kecilan. Kapan lagi bisa mampir di kebun binatang. Ternyata bagus juga di dalamnya ya,” beber Gus Muslih.
Sempat terhenti sesaat, kaki Gus Muslih tertancap paku, baut dan mur ketika masuk Sidoarjo. “Kena paku baut. Sempat berdarah dan sobek. Sandalnya tertembus paku,” paparnya.
Agar tidak infeksi, Gus Mulih sempat mampir ke toko untuk membeli obat dan perban. Setelah membalut luka dibagian telapak dan jari-jari yang banyak mengeluarkan darah, Gus Muslih kembali melanjutkan perjalanan.
Uniknya, saat mampir ke Posko Kemenangan Khofifah-Emil di Jalan Raya Diponegoro, Gus Muslih sempat ditolak masuk ke dalam karena. “Sempat ditolak masuk tadi pas masuk Posko Bu Khofifah. Mungkin karena tampilan saya compang-camping ya, padahal saya cuma ingin minta air putih saja,” kata Gus Muslih sembari terkekeh.
Hingga berita ini diunggah, posisi Gus Muslih masuk berada di Jalan Diponegoro. “Ini masih di jalan besar Diponegoro mas. Kurang 7 kilo lagi. Sekarang masih istirahat sholat mahgrib,” Gus Muslih mengakhiri. dms
brtjtm