Jakarta, Nawacita – PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk mengekspor produk makanan Indonesia ke Jepang, Timor Leste, dan Papua Nugini pada tahun ini. Produk yang diekspor antara lain produk daging ayam olahan, pakan ternak, dan minuman.
Ekspor tersebut diresmikan langsung Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Ekspor ini bisa dibilang spesial, karena bagi Indonesia, baru pertama kali produk makanan bisa menembus pasa Jepang dan Timor Leste.
“Hasil penilaian terakhir delegasi MAFF Jepang membuat kami optimistis memasuki pasar Jepang sebagai pasar ekspor pertama kami di luar negara Asia Tenggara,” kata Presiden Direktur PT Charoen Pokphand Indonesia, Thomas Effendy, di Kantor Pusat PT Charoen Pokphand Indonesia, Ancol, Jakarta Utara, Jumat (20/4).
Rincian produk ekspor tersebut yakni pakan ternak sebanyak 120.000 kilogram (kg), daging ayam olahan 6.890 kg, minuman 63.709 kg, dan Day Old Chicken (DOC) 5.000 ekor ke Timur Leste. Sementara untuk ke Jepang 1 kontainer daging ayam olahan seberat 6.696 kg. Adapun total nilai ekspornya USD 135.254 ribu.
Tak mudah bagi Indonesia bisa menembus pasar Jepang. Butuh waktu hingga 5 tahun akibat dampak pelarangan ekspor produk daging ayam olahan karena maraknya penyakit flu burung pada 2004 lalu.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita, mengatakan regulasi Jepang yang ketat membuat pemerintah harus susah payah melakukan pengawasan terhadap unit usaha pengolahan makanan selama 5 tahun.
“Untuk menembus pasar Jepang bukan hal mudah, ini persiapan 5 tahun untuk menembus. Kami pertama-tama harus menyelesaikan bebas AI (Avian Influenza) yang diasesment kita lulus, clear tidak ada virus H5NI,” timpalnya di tempat yang sama.
Selama 5 tahun pemerintah menerapkan sistem kompartemen, yaitu suatu sistem pemantauan dalam suatu wilayah unit usaha pengolahan yang dimonitor secara berkala. Setiap unit pengolahan usaha nantinya akan mendapat sertifikat bebas AI agar bisa mengekspor produknya.
“Kami menerapkan sistem kompartemen, selama 5 tahun untuk memonitor unit pengolahan usaha,” imbuhnya.
Menurut Ketut Diarmita, diterimanya produk Indonesia oleh Jepang menjadi barometer jika daging ayam olahan asal Indonesia bisa diterima negara lain. Selain ke Jepang, kini produk olahan daging ayam Indonesia bisa menembus ke Timor Leste.
kmp