Natal di Filipina: Salah Satu Perayaan Terpanjang dan Paling Meriah di Dunia
Surabaya, Nawacita | Filipina dikenal sebagai salah satu negara yang paling meriah dalam merayakan Natal. Tidak hanya berlangsung selama beberapa hari, perayaan Natal di negara kepulauan ini bahkan dimulai sejak September, jauh sebelum Desember tiba. Tradisi unik tersebut menjadikan Natal di Filipina sebagai salah satu yang terpanjang dan paling semarak di dunia.
Berbeda dengan kebanyakan negara yang merayakan Natal selama kurang lebih dimulai dari awal Desember atau bahkan pertengahan Desember, masyarakat Filipina sudah mulai merasakan suasana Natal sejak awal bulan-bulan “ber” — September, Oktober, November, hingga Desember. Sejak saat itu, dekorasi Natal mulai menghiasi pusat perbelanjaan, rumah-rumah warga, hingga ruang publik. Musik Natal pun diputar tanpa henti, menciptakan suasana liburan yang hangat dan penuh sukacita.
Meski perayaan dimulai lebih awal, puncak liburan tetap terjadi menjelang akhir Desember. Sebagian besar aktivitas bisnis tutup mulai 24 Desember hingga 1 Januari. Pada masa ini, keluarga-keluarga Filipina memanfaatkan waktu untuk berkumpul, berbagi hidangan khas, dan merayakan Natal bersama orang-orang terkasih.
Baca Juga: Natal di Australia: Perayaan Musim Panas dengan Tradisi Unik
Agama memainkan peran penting dalam membentuk tradisi Natal di Filipina. Sekitar 80 persen penduduknya menganut agama Katolik, menjadikan Filipina sebagai negara dengan populasi Katolik terbesar di Asia. Pengaruh agama Kristen telah mengakar kuat sejak diperkenalkan oleh misionaris Spanyol pada abad ke-16.
Salah satu tradisi keagamaan yang paling dikenal adalah Simbang Gabi, yakni rangkaian sembilan misa subuh yang digelar menjelang Hari Natal. Misa ini biasanya dimulai sekitar pukul 04.00 pagi dan sering dilaksanakan di luar ruangan. Usai misa, umat Katolik biasanya menikmati sarapan khas bersama keluarga, menjadikan tradisi ini sebagai momen spiritual sekaligus kebersamaan.
Selain tradisi keagamaan, Natal di Filipina juga identik dengan dekorasi khas bernama parol. Lentera berbentuk bintang ini terbuat dari bambu dan kertas berwarna, serta melambangkan bintang Betlehem yang menuntun kelahiran Yesus Kristus. Parol digantung di jendela, pintu, dan beranda rumah, menciptakan pemandangan indah yang menyebarkan keceriaan.
Baca Juga: Deretan Lagu Natal Ikonik yang Selalu Hadir Menyemarakkan Bulan Desember
Ucapan “Maligayang Pasko” yang berarti “Selamat Natal” pun terdengar di mana-mana selama musim liburan. Ungkapan tersebut menjadi simbol kehangatan dan keramahan masyarakat Filipina dalam menyambut Natal dan Tahun Baru.
Sejarah Natal di Filipina sendiri bermula pada tahun 1565, ketika misionaris Spanyol yang dipimpin Fray Juan de Plasencia dan Fray Diego de Oropesa tiba dan memperkenalkan ajaran Kristen kepada penduduk setempat. Sejak saat itu, tradisi Natal terus berkembang, memadukan pengaruh Barat dan budaya lokal, hingga membentuk perayaan yang khas dan unik seperti saat ini.
Dengan perpaduan nilai religius, tradisi budaya, dan semangat kebersamaan, Natal di Filipina bukan sekadar hari raya, melainkan perayaan panjang yang penuh makna. Tak heran jika Natal di negeri ini selalu meninggalkan kesan mendalam bagi siapa pun yang merasakannya secara langsung.
Reporter : Rovallgio


