Thursday, December 25, 2025
HomeDAERAHJABARDilema Petugas TPS di Tengah Penumpukan Sampah di Kota Bandung

Dilema Petugas TPS di Tengah Penumpukan Sampah di Kota Bandung

Dilema Petugas TPS di Tengah Penumpukan Sampah di Kota Bandung

Bandung, Nawacita – Permasalahan sampah di Kota Bandung selama tak ada habisnya. Bahkan saat ini, tumpukan dan gunungan sampah di Kota Bandung kembali bermunculan.

Hal itu diakibatkan oleh pemangkasan jumlah tonase pembuangan sampah Kota Bandung ke TPA Sarimukti. Diketahui jatah tonase pembuangan sampah Kota Bandung ke TPA Sarimukti hanya 981 ton per hari dari semula 1.200 ton per hari. Akibatnya sekitar 200 hingga 300 ton sampah di Kota Bandung tidak bisa diangkut setiap harinya.

Kondisi tersebut diperparah dengan jadwal pengangkutan sampah dari DLH Kota Bandung yang terkadang libur pada Sabtu dan Minggu akibat layanan TPA Sarimukti yang tutup pada akhir pekan. Sementara, jumlah sampah yang dihasilkan masyarakat terus bertambah setiap harinya.

- Advertisement -

Namun di tengah kondisi yang disorot banyak pihak itu, terdapat keluh kesah dan rasa dilematis dari petugas TPS sebagai pengelola sampah.

Salah satunya seperti yang dirasakan oleh Yusuf, seorang petugas sekaligus Penanggung Jawab TPS Sukahaji, Kelurahan Sukaasih, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung.

Baca Juga: Pemkot Bandung Bakal Bentuk Gaslah untuk Cegah Ancaman Gunungan Sampah

Ia mengungkapkan, dirinya seringkali dilema saat menghadapi keluhan warga terkait pengangkutan sampah ke TPS saat kondisi sampah menumpuk dan belum diangkut. Di satu sisi jika dirinya mengangkut sampah dari rumah warga ke TPS, maka volume sampah akan semakin banyak dan menumpuk.

“Ya cuman kan karena kalau misalkan pengangkutan kan jadi tertahan, otomatis ke warga juga tertahan. Tapi kan warga juga kan ada yang sadar, ada juga yang gimana gitu. Kalau mungkin kalau yang sadar kan bisa ditahan dulu, nunggu pengangkutannya datang kan, nunggu petugas roda datang,” ungkap Yusuf saat diwawancarai di TPS Sukahaji, Rabu (13/11/2025).

Disisi lain, ia juga seringkali mendapat komplain dari warga karena sampah yang tidak diangkut ke TPS. “Tapi kan kalau yang nggak sabaran atau gimana karena sampahnya udah terlalu bau pasti dibuang sendiri,” ucap dia.

Ia menceritakan, dirinya pernah sempat menolak warga yang membuang sampah secara mandiri ke TPS akibat kondisi yang sedang overload atau kelebihan kapasitas.

Namun, bukanya mendapat pujian atau perhatian dari masyarakat, ia malah mendapat cacian dan makian, kata-kata kasar bahkan lemparan uang yang menjatuhkan harga dirinya dari oknum yang memaksa membuang sampah.

Baca Juga: Bandung Masuk Skema Darurat Sampah Nasional, Farhan Beberkan Beberapa Solusi

“Sempet ada, sampai bahkan sampai kericuhan, sampai dikatain kasar, kotor malahan, sampai dilempar sampahnya, uangnya,” tutur Yusuf.

Dalam kondisi tersebut ia terkadang merasa kebingungan harus berbuat apa. Di satu sisi sebagai petugas sampah ia harus mencegah agar sampah tidak menumpuk dan menimbulkan bau tak sedap. Disisi lain ia juga tidak bisa melarang masyarakat untuk membuang sampah secara mandiri ke TPS.

“Tapi gimana gitu kan nggak ada saya juga mau ngebela diri, mau laporan ke siapa tapi ya udahlah gimana ini,” cetus dia.

Meski demikian, Yusuf tetap teguh pendirian melakukan tanggung jawabnya sebagai penanggung jawab TPS sekaligus petugas sampah di TPS Sukahaji.

“Yang penting saya di sini, saya bertanggung jawab kalau ada mobil, langsung garap kalau nggak ada ya udah diam dulu aja kalau ada mobil langsung kita naikin ini sampah,” tandas Yusuf.

Reporter: Niko

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru