Tuesday, December 23, 2025
HomeDAERAHJABARPetugas TPS Keluhkan Sistem Tonase Pengangkutan, Dinilai Sebabkan Penumpukan Sampah

Petugas TPS Keluhkan Sistem Tonase Pengangkutan, Dinilai Sebabkan Penumpukan Sampah

Petugas TPS Keluhkan Sistem Tonase Pengangkutan, Dinilai Sebabkan Penumpukan Sampah

Bandung, Nawacita – Kota Bandung saat ini kembali dihadapkan dengan permasalahan sampah yang terus menumpuk bahkan menggunung di beberapa titik. Hal tersebut tentunya tidak akan terjadi tanpa penyebab yang signifikan dan sistematis.

Seperti perubahan hitungan jatah pembuangan dari ritase ke tonase serta pengurangan jatah tonase pembuangan sampah Kota Bandung ke TPA Sarimukti.

Diketahui saat ini jatah tonase pembuangan sampah Kota Bandung ke TPA Sarimukti hanya 981 ton per hari dari semula 1.200 ton per hari. Akibatnya sekitar 200 hingga 300 ton sampah di Kota Bandung tidak bisa diangkut setiap harinya.

- Advertisement -

Hal itu ternyata menjadi salah satu penyebab menumpuknya sampah di berbagai TPS di Kota Bandung. Sebab di tengah sampah yang sudah tidak bisa diangkut, aktivitas pembuangan sampah oleh masyarakat terus berjalan setiap harinya.

Salah satunya seperti di TPS Sukahaji, Kelurahan Sukaasih Kecamatan Bojongloa Kaler Kota Bandung. Menurut penuturan Yusuf selaku penanggungjawab TPS Sukahaji, perubahan dari sistem ritase ke tonase menjadi salah satu penyebab menumpuknya sampah di TPS tersebut.

Hal itu dikarenakan sistem tonase membuat sampah yang diangkut menjadi lebih sedikit. Apalagi diperparah dengan jatah tonase yang dikurangi yang membuat petugas tidak bisa memperkirakan kapan jatah itu akan habis dan sampah tidak bisa diangkut lagi pada Minggu tersebut.

Baca Juga: Masuk Skema Darurat Sampah Nasional, Wagub Erwan Sebut Pengelolaan Sampah Kota Bandung Belum Optimal

“Jadi kita ngebuang itu berdasarkan tonase yang ditetapkan, makanya kita nggak tahu bakalan sampai mana muatnya gitu. Misalkan tonase buat untuk dua minggu, ternyata abis di hari keberapa, makanya bakalan ada tertahan, tumpukan, tumpukannya,” kata Yusuf saat diwawancarai di TPS Sukahaji, Kamis (13/11/2025).

Ia menyebut, semenjak dirubahnya sistem ritase ke tonase dan jatah tonase pembuangan dikurangi, sampah di TPS tersebut semakin sering menumpuk akibat jumlah mobil pengangkut yang berkurang setiap harinya.

Jika biasanya ada dua mobil yang mengangkut sampah di TPS Sukahaji salam satu hari, kali ini hanya satu mobil yang digunakan untuk mengangkut sampah dari TPS tersebut.

“Cuman satu ya dengan kapasitas biasanya pengangkutan sehari dua kali, sekarang cuman satu kali, jadi akhirnya kan ada penumpukan,” ucap dia.

Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa kondisi tersebut diperparah dengan jadwal pengangkutan sampah dari DLH Kota Bandung yang libur setiap hari Sabtu atau Minggu akibat pelayanan TPA Sarimukti yang tutup setiap akhir pekan.

“Pas hari Minggu tutup, aduh jadi bingung. TPA hari Minggu tutup, jadi gak ada pengangkutan. Udah gitu ke tonase, bahkan gak keitung sama pihak gak terbaca sepenuhnya sama yang di atas lah pihak DLH. Kalau kita disini kan ngikutin aja kan,” tutur Yusuf.

Baca Juga: Gunungan Sampah Kembali “Hantui” Kota Bandung, Farhan Beberkan Alasan Klasik Pengurangan Tonase

Sementara di sisi lain, sampah yang dihasilkan masyarakat terus berdatangan ke TPS, sehingga sampah baru yang dibuang dan sampah lama yang belum diangkut bercampur hingga akhirnya menumpuk berhari-hari akibat jatah tonase TPS tersebut yang sudah habis.

Yusuf menilai, sistem ritase pembuangan justru lebih efektif ketimbang sistem tonase. Sebab perhitungan ritase bisa dihitung secara jelas dengan menyelaraskan jumlah armada pengangkutan.

Sementara jumlah tonase tidak bisa diperkirakan berdasarkan jumlah armada. Sebab bobot sampah selalu berubah setiap harinya.

“Kalau misalkan gini kan, ritasi nih cuma punya ritasi yaudah si A, si B, si C yang jalan misalkan lima ritasi. Si A, si B, si C jalan hari ini, ini kan buat besok, si D, si E buat besok kan gitu. Kalau misalkan tonase, kita gak tau kalau ini tiga jalan yang dua kan buat besok, kita gak tau ini bakalan habis gak?,” jelas dia.

Apalagi di tengah musim hujan yang membuat sampah menjadi basah dan beratnya menjadi bertambah.

“Jadi kan kalau misalkan Musim ujan kaya gini kan bobot jadi lebih berat. Yang biasanya sembilan ton, ini sampai 12 ton. Jadi kan itu lumayan,” tandas Yusuf.

Reporter: Niko

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru