Waspadai Gangguan Aritmia, Pemicu Kematian Mendadak pada Generasi Muda
JAKARTA, Nawacita — Dr Beny Hartono menjelaskan, gangguan irama jantung (aritmia) merupakan salah satu penyebab kematian mendadak yang sering terjadi pada usia muda dan produktif. Aritmia terjadi ketika sistem listrik jantung tidak berfungsi normal, menyebabkan detak jantung menjadi terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.
Menurut Beny, gangguan irama jantung, seperti fibrilasi atrium, takikardia ventrikel, bradikardia, dan supraventrikular takikardi dapat menimbulkan gejala, seperti jantung berdebar, pusing, sesak napas, hingga pingsan mendadak. Saat ini, teknologi modern sudah tersedia di Rumah Sakit (RS) Premier Bintaro yang memungkinkan penanganan yang sangat efektif melalui beberapa tindakan.

Di antaranya, kateter ablasi untuk memutus sumber impuls listrik abnormal, pemasangan alat pacu jantung (pacemaker) bagi jantung yang berdetak terlalu lambat, atau implantable cardioverter defibrillator (ICD), serta tindakan IVUS (ultrasonografi intravaskular) untuk mencegah kematian mendadak akibat aritmia berbahaya. Selain tindakan intervensi, Beny juga menekankan, pentingnya pemeriksaan diagnostik dini.
“Seperti rekam jantung (EKG), Holter monitoring, dan tes latih jantung (treadmill test) untuk mendeteksi kelainan irama sejak awal sebelum menimbulkan komplikasi serius,” ujarnya dalam siaran pers di Jakarta.
Sedangkan dr Meidianie Camellia menyoroti pentingnya waktu dalam penanganan strok. Menurut dia, serangan strok yang terjadi akibat sumbatan atau yang disebabkan pecahnya pembuluh darah otak, dapat menyebabkan kelumpuhan, gangguan bicara, bahkan kematian.
Baca Juga: Jangan Sepelekan Vertigo, Bisa Jadi Gejala Awal Stroke
Strok adalah kondisi darurat medis. Setiap menit yang terbuang berarti semakin banyak sel otak yang mati. Meidianie menyebut, penanganan optimal harus dilakukan dalam golden hour, yaitu empat setengah jam pertama untuk pemberian terapi trombolitik, dan hingga 24 jam pertama untuk tindakan trombektomi mekanik pada kasus sumbatan pembuluh besar.
“Saat ini RS Premier Bintaro juga menyediakan layanan penanganan strok secara lengkap, termasuk rehabilitasi pascastroke, skrining disfagia, dan pengelolaan faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi. Tujuan utama penanganan stroke yang komprehensif adalah meminimalkan disabilitas, mempercepat pemulihan fungsi tubuh, serta mencegah strok berulang,” kata Meidianie.
Melalui kegiatan itu, RS Premier Bintaro menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap gejala awal penyakit jantung dan strok, dua penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Deteksi dini dan tindakan cepat menjadi kunci penyelamatan nyawa. rpblk


