Produk Pakaian Impor Murah Jadi Tantangan Berat bagi Industri Tekstil Nasional
Bandung, Nawacita – Ketua Ikatan Pengusaha Konveksi Berkarya (IPKB) Nandi Herdiaman mengungkapkan bahwa produk pakaian impor yang dijual dengan harga murah menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku industri pakaian jadi di Indonesia.
Para pelaku Industri pakaian jadi tersebut diantaranya seperti pelaku usaha garmen, konveksi bahkan para tukang jahit kecil di daerah-daerah. Selain itu, tantangan juga datang dari faktor lain seperti tingginya biaya operasional serta ketergantungan pada bahan baku impor menjadi persoalan serius.
Maka dari itu, ia meminta agar pemerintah memberikan perhatian lebih kepada industri tekstil dan pakaian jadi nasional. Nandi menyebut, dukungan dan perlindungan dari pemerintah dinilai sangat penting agar industri pakaian jadi tetap bertahan dan mampu bersaing.
Baca Juga: Kebijakan Razia Pakaian Impor Bikin Pedagang Thrifting Cimol Gedebage Resah
“Industri pakaian jadi adalah salah satu sektor padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja. Jika tidak dilindungi, dampaknya akan luas terhadap perekonomian masyarakat,” kata Nandi saat dihubungi pada Selasa (28/10/2025) petang.
Ia menilai, kebijakan ekonomi pemerintah perlu lebih berpihak pada pelaku usaha lokal. Terlebih, ia menuturkan bahwa dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa juga menekankan pentingnya menjaga kesehatan APBN dan mendorong delapan agenda prioritas nasional, seperti ketahanan pangan, energi, dan pendidikan.
Selain itu, dukungan serupa juga dibutuhkan untuk sektor industri tekstil dan pakaian jadi. Menurut dia, pemerintah bisa menerapkan kebijakan proteksi perdagangan dengan menaikkan tarif impor produk pakaian jadi.
“Pemerintah dapat memberlakukan tarif impor yang lebih tinggi untuk produk pakaian jadi impor, sehingga produk lokal dapat bersaing secara adil,” ucap dia.
Baca Juga: Walikota Farhan Pastikan Pemangkasan Dana Transfer Daerah di Bandung Tak Ganggu Pelayanan Publik
Selain itu, ia mengungkapkan bahwa pemerintah juga bisa memberi kemudahan pembiayaan bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) serta meningkatkan pelatihan tenaga kerja di bidang produksi dan desain.
Ia juga meminta agar pemerintah bisa aktif melakukan promosi produk lokal agar masyarakat lebih mengenal dan bangga menggunakan produk dalam negeri.
“Kalau ekosistemnya diperkuat, industri pakaian jadi kita bisa tumbuh dan bersaing dengan produk luar negeri,” ungkap Nandi.
Nandi berharap dengan adanya dukungan pemerintah bisa membantu industri pakaian jadi nasional berkembang lebih kuat dan memberikan kontribusi besar bagi perekonomian bangsa.
Reporter: Niko


