Suciwati, Istri Munir Harap Tak Ada Lagi Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia
Surabaya, Nawacita | Sosok Almarhum aktivis HAM, Munir Said Thalib, masih menjadi tokoh yang selalu dikenang dalam perjuangannya membela berbagai kasus pelanggaran HAM yang terjadi.
“Di ruang perjalanan itulah yang saya pikir berbanyak sekali korban-korban pelanggaran yang berat yang akhirnya di didampingi oleh almarhum,” ucap Suciwati, istri mendiang aktivis HAM Munir Said Thalib, saat menghadiri kegiatan September Hitam, 21 tahun mengenang Cak Munir, yang diselenggarakan di LBH Surabaya Kamis (18/9/2025) malam.
“Tidak hanya kasus penculikan, kemudian ada Tanjung Priok, tragedi Mei, semua deretan kasus-kasus pelanggaran yang berat yang selama ini tidak pernah dipertanggungjawabkan oleh pemerintah itu didampingi oleh almarhum,” imbuhnya.
Baca Juga: Stok BBM SPBU Swasta Alami Kelangkaan, Sejumlah Karyawan Terpaksa Dirumahkan
Menurut Suciwati, hal yang paling berat dilawan ialah adanya imunitas hukum, atau kekebalan hukum pada beberapa pihak, sehingga sangat sulit menuntut keadilan di Indonesia.
Imunitas sendiri ialah status atau keadaan hukum yang membuat seseorang tidak dapat diproses atau dituntut secara hukum oleh penegak hukum yang berwenang.
“Penting buat dia (Munir) soal hak korban yang melekat adalah soal kebenaran, soal keadilan, soal tidak terjadi perulangan, dan tentu saja hal yang lebih penting adalah imunitas itu tadi,” ujarnya.
“Imunitas itulah bagi saya mengerikan, karena kita berharap anak cucu kita tidak akan mendapatkan hal yang sama, karena hari ini menurut saya, apa yang kita perjuangkan itu rasanya kok terus kembali lagi, ada keperulangan yang kemudian apa yang saya hadapi, nantinya akan dihadapi oleh anak saya dan kemungkinan akan dihadapi oleh cucu saya,” tambahnya.
Baca Juga: 16 Unit Damkar Dikerahkan Padamkan Api Yang Lahap 10 Bangunan
Suciwati menekankan betapa perhatiannya Munir kepada generasi muda, dimana menurut Munir generasi muda harus selalu mendapatkan hal lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya.
“Hal lebih baik, lebih bagus dalam keuangan pendidikan, dalam keuangan masyarakat, dalam kesejahteraan, dalam keadilan, demokrasi dan sebagainya,” ungkapnya.
Ia berharap kekerasan serta pelanggaran HAM tidak lagi terjadi dimasa mendatang, agar tidak perlu ada lagi korban seperti mendiang Munir.
“Ini yang kita lakukan adalah berjuang untuk terus menuntut tanggung jawab, pemerintah, rezim, untuk memutuskan imunitas tersebut, agar kedepannya tidak terulang terus,” pungkasnya.
Reporter : Rovallgio


