Surabaya, Nawacita.co – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) menggelar konferensi pers dan deklarasi damai antar suku di Surabaya, Senin (25/8/2025).
Acara penting ini digelar menindaklanjuti konflik horizontal di tengah masyarakat.
Ketua FPK Kota Surabaya, Hoslih Abdullah menyampaikan bahwa telah melakukan koordinasi untuk penyelesaian konflik yang terjadi pascabentrok dua kelompok etnis yang terjadi di Jalan Embong Malang, Minggu (24/8/2025).
“Karena itu sudah menjadi persoalan hukum, itu ditangani oleh aparat penegak hukum. Tapi karena itu ada suku-suku, ya kami berupaya untuk mengkoordinasikan untuk menambah cepat persoalan itu bisa selesai dengan baik,” tegasnya.
Hoslih mengaku tidak mengetahui secara detail penyebab bentrok antar suku yang terjadi di Jalan Embong Malang.
“Penyebab persis saya juga tidak tahu ya. Tapi ada keterlibatan menyebut nama suku, ya kita berupaya menghubungi para tokoh dan sesepuh yang ada di FPK Kota Surabaya,” jelasnya.
Ia menyatakan deklarasi yang dilakukan bukan disebabkan adanya kejadian bentrok antar etnis, melainkan sudah direncanakan sebelumnya. Kegiatan tersebut dihadiri perwakilan dari 21 suku yang ada di FPK Kota Surabaya.
“Ada Maluku, Sumba, Manggarai, Toraja, Rote, Bima, Batak, Madura, Bali, Jawa, dan lain-lain,” sebut Hoslih.
Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Surabaya, Tundjung Iswandaru menegaskan akan terus berkoordinasi dengan FPK untuk mencegah adanya bentrokan antar etnis di masa mendatang.
Baca Juga:Â Pemkot Surabaya Gencarkan Pengamanan Aset Guna Peningkatan PAD
Beberapa potensi permasalahan sosial seperti lapangan pekerjaan, ekonomi, bisa menjadi isu yang harus dikoordinasikan antara Pemkot Surabaya dan FPK.
“Jadi kita komunikasikan karena tentunya dalam kehidupan bermasyarakat adalah sedikit gesekan-gesekan. Nah, ini kita antisipasi agar tidak menjadi besar. Kan begitu,” jelasnya.
Berikut 5 pernyataan sikap FPK yang disampaikan pada saat deklarasi damai antar suku :
1. Menjadikan Surabaya sebagai rumah kita bersama, tempat seluruh warga tanpa memandang asal-usul, agama, budaya, bahasa, dan status sosial dapat hidup berdampingan secara damai, setara, dan bermartabat.
2. Meneguhkan semangat kebhinekaan sebagai kekuatan utama membangun kota yang maju, humanis, dan berkeadilan, serta menolak segala bentuk diskriminasi, intoleransi, dan kekerasan berbasis identitas.
3. Menguatkan dialog, kolaborasi, dan gotong-royong di antara seluruh elemen masyarakat untuk menjaga kohesi sosial dan mencegah potensi perpecahan.
4. Mendorong peran aktif pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, akademisi, dunia usaha, dan generasi muda dalam memperkuat budaya toleransi serta mengedepankan kepentingan terbaik masyarakat Surabaya.
5. Mengajak seluruh warga Surabaya untuk menjaga kota ini sebagai ruang hidup yang aman, nyaman, sejahtera, dan ramah bagi semua, sehingga Surabaya benar-benar menjadi rumah kita yang membanggakan.
Reporter : Gio


