Benarkah Kelapa Bakar Lebih Sehat daripada Kelapa Hijau? Ini Faktanya!
Jakarta, Nawacita | Kelapa hijau telah lama dikenal berkhasiat bagi tubuh. Rasanya yang segar dan kandungan elektrolitnya membuat air kelapa hijau dipercaya mampu menghidrasi lebih baik dibanding air putih biasa. Tak jarang, orang tua menyarankan minum kelapa hijau saat merasa tidak enak badan, setelah beraktivitas berat, atau “menetralisir racun”.
Dari kepercayaan-kepercayaan inilah, muncul inovasi lokal—salah satunya adalah kelapa bakar. Dibakar selama berjam-jam dan kerap dicampur rempah seperti jahe, cengkih, atau serai, minuman ini diyakini meningkatkan khasiat kelapa hijau: lebih hangat di badan dan lebih kuat daya sembuhnya.
Meski belum banyak diteliti secara ilmiah, tetapi kehadirannya di banyak daerah membuktikan satu hal, bahwa tradisi dan kepercayaan akan manfaat alami kelapa masih hidup dan terus berkembang.
Kelapa bakar merupakan kelapa muda yang dibakar dalam tong atau wadah besar, kemudian dipanaskan dengan api sampai airnya menjadi hangat dan kulit kelapa menghitam. Kelapa kemudian ditambahkan dengan berbagai jenis rempah seperti jahe, serai, kayu manis, dan madu atau susu.
Baca Juga: Jarang Disadari! Ini 7 Waktu Terbaik Konsumsi Air Kelapa
Mengonsumsi kelapa dengan cara dibakar dan ditambahkan rempah-rempah ini dipercaya memberi banyak manfaat, mulai dari meredakan masalah kesehatan ringan seperti masuk angin, pegal-pegal, menetralkan suhu tubuh, hingga kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi.
Namun, jika dilihat dari kandungan gizinya, menurut nutrisionis Dr. Arif Sabta Aji, S.Gz., MQM, kelapa hijau yang alami masih lebih bagus dibanding kelapa bakar.
“Bagusan yang kelapa hijau aja. Bakar itu tidak menambah kandungan gizi, tapi lebih ke sensasi aroma saja,” ujarnya.
Kelapa bakar yang ditambah rempah-rempah dan madu mengartikan bahwa akan ada penambahan rasa dan kandungan gizi pada kelapa bakar yang dikonsumsi.
“Tinggal dilihat apa yang ditambahkan. Jika produk tersebut dominan gula, berarti rasanya lebih manis dan tinggi kalori daripada sebelumnya,” lanjut Arif.
Arif juga menyebut bahwa vitamin yang terkandung dalam kelapa, terutama yang larut air seperti vitamin C, berpotensi berkurang karena proses pembakaran kelapa yang dilakukan selama berjam-jam.
Baca Juga: Manfaat Minum Air Kelapa Setiap Hari
Efek pembakaran juga bisa menyebabkan adanya senyawa inflamasi yang menyebabkan hadirnya senyawa karsinogen.
Intinya, kelapa hijau yang masih alami atau tidak diolah seperti dengan cara dibakar masih jauh lebih baik untuk dikonsumsi. Namun, jika ingin mengonsumsi kelapa bakar, setidaknya dibatasi, misalnya dua kali dalam sebulan, mengingat adanya bahan-bahan lain yang ditambahkan.
Adapun kelapa bakar diolah dengan cara:
-
Buah kelapa muda dibakar sekitar 4-5 jam hingga kulit kelapa menghitam.
-
Dipotong bagian atasnya untuk diambil air, kemudian dilakukan penyaringan.
-
Kelapa kemudian dibelah untuk diambil dagingnya untuk dimasukkan ke dalam gelas.
-
Setelah itu ditambahkan jahe dan batang serai yang sudah dipipihkan. Sebelum disajikan, ditambahkan madu, gula aren, atau susu. idn


