Tuesday, December 23, 2025
HomeDAERAHJABARMenkes Tinjau Program CKG di Bandung, Temukan Banyak Siswa Alami Gangguan Kesehatan...

Menkes Tinjau Program CKG di Bandung, Temukan Banyak Siswa Alami Gangguan Kesehatan Mata dan Gigi

Menkes Tinjau Program CKG di Bandung, Temukan Banyak Siswa Alami Gangguan Kesehatan Mata dan Gigi

Bandung, Nawacita – Pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan telah resmi meluncurkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) khusus untuk siswa sekolah. Program tersebut resmi diluncurkan dan diselenggarakan serentak di seluruh sekolah di Indonesia dari mulai tingkat SD hingga SMA pada hari ini.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, program tersebut ditargetkan terlaksana di 230 ribu sekolah dengan jumlah target siswa mencapai sekitar 53 juta. Meski program ini diluncurkan secara serentak, namun pelaksanaannya perlu dilakukan secara bertahap agar bisa dilaksanakan di seluruh sekolah di Indonesia.

“Jadi disini kita mulai, cek kesehatan gratis buat anak sekolah. Anak sekolah itu ada 53 jutaan. Sekolahnya sama madrasah ada 230 ribuan. Langsung dilakukan serempak di 230 ribuan unit pendidikan mulai hari ini. Nanti kan butuh waktu karena ada yang seminggu, dua minggu, madrasah, pesantren, swasta,” kata Budi usai meninjau langsung program CKG di SMPN 5 Kota Bandung, Senin (4/8/2025).

- Advertisement -

Ia menyebut bahwa CKG di ranah sekolah ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi kesehatan para siswa. Sehingga penyakit atau gangguan kesehatan yang dirasakan oleh siswa bisa dicegah dan diobati sejak dini. Hal ini juga tentunya menjadi salah satu program yang mendukung Cek Kesehatan Gratis di tingkat masyarakat yang terpusat di Puskesmas.

“Dengan demikian kan jadi kita bisa perbaiki supaya anak-anak kita itu sehat semua,” kata dia.

Potret suasana CKG khusus siswa sekolah yang diikuti ratusan siswa SMPN 5 Kota Bandung. Foto: Nawacita/Niko.

Salah satunya seperti yang didapati oleh Budi dari tinjauan langsung program CKG di SMPN 5 Kota Bandung. Dari hasil tinjauannya, ia menemukan bahwa sebagian besar para siswa ternyata memiliki permasalahan terkait masalah ga gangguan penglihatan dan gangguan kesehatan gigi.

Ia menuturkan, dari 14 siswa yang telah diperiksa saat tinjauannya tadi, sembilan diantaranya memiliki gangguan penglihatan. Hal itu dinilai bisa berpengaruh kepada proses belajar dan prestasi akademik yang dicapai oleh siswa.

“Kita bisa tahu kondisi dari anak-anak kita. Kayak tadi ini dari 14 sudah dicek, 9 punya masalah mata. Kadang-kadang itu nilainya jelek bukan gara-gara bodoh, tapi gara-gara nggak bisa lihat. (sementara itu) Secara nasional yang paling tinggi ini ada masalah gigi,” tutur Budi.

Setelah gangguan kesehatan pada siswa tersebut diketahui melalui hasil CKG, maka pihak orang tua maupun pihak sekolah bisa melakukan langkah pencegahan secara preventif baik secara mandiri maupun secara pengobatan di Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Seperti gangguan kesehatan pada mata yang bisa dicegah dengan langkah prevent mandiri berupa pengurangan intensitas bermain HP oleh siswa.

“Kalau mata, itu preventifnya kurangin liat HP. Karena ini naik tinggi sejak HP jadi terkenal. Liat Youtube, liat apa, gadget-gadget itu. Jadi matanya kebiasaan liat deket-deket. Harusnya lihat dekat, liat pemandangan,” ucap dia.

Sementara itu untuk masalah gangguan kesehatan gigi, Budi menyarankan agar hal tersebut bisa dicegah dan diobati melalui Unit Kesehatan Sekolah bekerja sama dengan pihak Puskesmas terdekat. Nantinya siswa yang memiliki keluhan masalah gigi bisa mendaftarkan diri ke UKS.

“Kalau gigi memang harus ke Puskesmas. Karena tadi ada karang Gigi itu biasanya ada karang gigi itu bolong banyak dan itu kan mengganggu makan. Jadi nanti gizinya anak-anak gak bagus yang kedua infeksi. Jadi yang harus ke Puskesmas, di Puskesmas kesehatannya gratis,” beber Budi.

Baca Juga: Miris! HIV di Bandung Melonjak, Gay Disebut jadi Penyebab

Nantinya, pihak Puskesmas akan rutin datang ke UKS untuk memeriksa kesehatan gigi para siswa sesuai jadwal yang sudah ditentukan.

“Sebenarnya kalau yang masalah ini nanti bisa didaftar di UKS, nanti dipanggil dari puskesmas rutin datang ke UKS. Jadi anak-anak nggak usah kemana-mana, disini aja. Nanti oh ini ada masalah gigi ada 20 tunggu disini, nanti dokternya datang diperiksa,” papar dia.

Lebih lanjut ia menerangkan bahwa program ini akan dikerjasamakan dengan 10.000 Puskesmas di seluruh Indonesia selaku penyuplai tenaga kesehatan.

“Tenaga kesehatan yang sudah membantu cek kesehatan gratis ini dari puskesmas kita punya 10.000 puskesmas itu rata-rata 30-40 orang. Jadi artinya ada setengah juta lebih yang ikut mendukung program ini juga,” terang Budi.

Selain upaya pemeriksaan oleh tenaga kesehatan, Budi juga mengimbau agar para orang tua bisa lebih peduli dan mengingatkan anaknya untuk mengikuti CKG di sekolah.

“Saya mengimbau ini orang tua-orang tua pastikan anaknya dicek kesehatan supaya ketahuan kalau nilainya jelek jangan langsung dimarahin. Siapa tau gara-gara dia gak bisa lihat gitu kan matanya punya masalah kalau giginya buruk itu harus cepet-cepet dibawa ke puskesmas kan gratis supaya bisa diobati,” imbau dia.

Reporter: Niko

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru