Resmi Diluncurkan! 5957 Koperasi Merah Putih Siap Layani Masyarakat Jawa Barat
Bandung, Nawacita – Sebanyak 5957 Koperasi Merah Putih telah dibentuk dan resmi diluncurkan di Jawa Barat. Salah satu program jitu Presiden Prabowo Subianto itu tersebar di setiap desa dan kelurahan di seluruh Jawa Barat.
Sekretaris Daerah Jawa Barat, Herman Suryatman menuturkan bahwa pihaknya memiliki enam fokus pelayanan dalam mengembangkan Koperasi Merah Putih sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.
Enam fokus pelayanan tersebut diantaranya adalah pengadaan sembako murah, simpan pinjam, klinik dan apotek desa, pergudangan serta logistik. Untuk layanan logistik sendiri nantinya akan lebih difokuskan lagi dalam hal penyediaan pupuk dan gas LPG.
“Ya logistik, antara lain penyediaan pupuk, penyediaan LPG, yang sementara ini kan seringkali kita melihat realitas harga yang tidak terkontrol oleh koperasi, karena rantai pasoknya lebih ringkas dari koperasi langsung ke perusahaan gas negara atau paling tidak melalui anak perusahaannya,” tutur Herman saat ditemui di Kantor Bappeda Jawa Barat, Jalan Ir H Juanda Dago Bandung, Jawa Barat pada Selasa (22/7/2025) sore.
Hal itu dinilai efektif dalam menjaga stabilitas harga bagi masyarakat sehingga masyarakat bisa membeli kebutuhan dengan harga yang lebih murah dan terjangkau tanpa ada spekulasi keuntungan terhadap satu pihak.
“Sehingga harga dijamin stabil, tidak ada spekulasi yang diuntungkan satu sisi koperasi bisa untung walaupun proporsional, di sisi yang lain masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan dasar dengan harga yang baik, harga yang murah, harga yang terjangkau,” kata dia.
Baca Juga: Pemprov Jabar Tanggapi Aksi Demo Serikat Pekerja Pariwisata Soal Larangan Study Tour
Terlebih, Koperasi Merah Putih sendiri memiliki ruang untuk membuat proposal usaha secara mandiri dengan nilai Rp 3 miliar untuk setiap koperasi dan didukung oleh perbankan nasional.
“Saya kira ini angin segar untuk mendorong perekonomian desa karena sebetulnya republik ini menjadi hebat apabila provinsi hebat dan itu akan terbangun apabila kabupaten kota hebat apabila kecamatan hebat, lebih jauhnya desa hebat,” ungkap Herman.
Herman menyebut bahwa adanya Koperasi Merah bisa menjaga stabilitas ekonomi di tingkat desa dan kelurahan. Hal itu dinilai bisa membantu stabilitas ekonomi di tingkat kabupaten kota bahkan tingkat provinsi.
“Makanya kami mendorong, ya pak gubernur, kami semua mendorong koperasi desa itu dijalankan dalam ekosistem perekonomian desa. Artinya harus sinergi dengan semua komponen yang ada di desa, kelurahan untuk bersama-sama mengoptimalkan potensi desa yang sebetulnya kan dahsyat banget begitu,” beber dia.
Sebagai langkah konkret dalam mendukung keberjalanan Koperasi Merah Putih dengan sistem perekonomian desa, Pemprov Jabar membantu legalisasi setiap koperasi melalui kerjasama dengan setiap kabupaten kota.
“Saya kira itu ya untuk koperasi desa dan kami juga membantu desa bersama kabupaten kota untuk proses legalisasi itu kan itu untuk notaris aja dua juta setengah ya itu sinergi provinsi dengan kabupaten kota,” papar Herman.
Selain itu, koperasi ini juga nantinya akan diintegrasikan dengan program Makan Bergizi Gratis di setiap sekolah dan program Sekolah Rakyat di setiap kabupaten kota.
“Di dalamnya nanti kita akan sinergikan juga dengan MBG, dengan sekolah rakyat. Jadi tidak parsial lah,” cetus dia.
Lebih lanjut, ia menekankan kepada seluruh perangkat dan sumber daya yang terlibat seperti pemerintah desa agar memiliki keseriusan, kapasitas da integritas khususnya dari segi pengawasan terhadap koperasi.
“Tentu yang tidak kalah penting berikutnya adalah SDM. SDM pengurus, kemudian pengawasan dari pemerintah desa, dari pemerintah struktur, yang lainnya, Jadi dari pemerintah harus support untuk mengawasi membimbing, membina, melatih, pengurusnya sendiri harus jujur, harus profesional, ya harus menjaga integritas,” ucap Herman.
Ia juga meminta agar masyarakat bisa turut berpartisipasi dalam keberjalanan Koperasi Merah Putih dengan memanfaatkan segala pelayanan yang tersedia dengan optimal.
“Di sisi yang lain masyarakatnya juga harus partisipatif. Jangan sampai ada di koperasi tapi tidak dimanfaatkan, atau pinjam tapi pinjamnya seperti gatot kaca, pada saat mengembalikan jadi Arjuna, nggak boleh begitu,” tutup dia.
Reporter: Niko


