Wednesday, December 24, 2025
HomeDAERAHJABARJabar Sumbang 17 Persen Angka Kematian Ibu dan Anak secara Nasional, Tiga...

Jabar Sumbang 17 Persen Angka Kematian Ibu dan Anak secara Nasional, Tiga Kabupaten Paling Tinggi

Jabar Sumbang 17 Persen Angka Kematian Ibu dan Anak secara Nasional, Tiga Kabupaten Paling Tinggi

Bandung, Nawacita – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan perhatian serius terhadap Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu provinsi dengan angka kematian ibu dan anak yang cukup tinggi.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dalam kunjungannya ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Kunjungannya itu dimaksudkan untuk meluncurkan Pilot Project Pencegahan dan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Anak di Jawa Barat.

Budi mengungkap, Jawa Barat secara nasional menyumbang sekitar 17 persen angka kematian ibu dan anak. Tercatat secara nasional pada 2023, angka kematian ibu mencapai 4.525 kasus dan mengalami penurunan pada 2024 hingga 4.150 kasus.

- Advertisement -

Sedangkan, angka kematian anak atau bayi secara nasional pada 2023 tercatat sebanyak 32.563 kasus dan mengalami kenaikan hingga 33.150 kasus pada 2024.

Jawa Barat sendiri tercatat memiliki 749 kasus kematian ibu pada 2024. Di tahun yang sama, angka kematian anak atau bayi di Jawa Barat mencapai 5.758 kasus.

“Jawa Barat 17 persen (secara nasional). Karena penduduk paling banyak, kehamilan paling banyak, kematian ibu anak paling banyak,” ungkap Budi kepada awak media di RSHS Bandung, Selasa (10/6/2025) sore.

Baca Juga: Menkes Ungkap Prevalensi Angka Stunting di Indonesia Turun Gara-Gara Jawa Barat

Dari catatan di atas, Budi menilai tiga kabupaten di Jawa Barat menjadi penyumbang angka kematian ibu dan anak yang cukup tinggi. Diantaranya, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut.

Maka dari itu, pihaknya bakal melakukan Pilot Project Pencegahan dan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Anak di tiga kabupaten tersebut.

“Jadi kita akan adakan Pilot Project di Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut. Ini adalah kabupaten-kabupaten yang kematian ibu dan anaknya tinggi,” imbuh dia.

Diketahui pada tahun 2024, Kabupaten Bogor memiliki catatan 105 kasus kematian ibu dan 717 kasus kematian bayi pada tahun 2024. Kabupaten Bandung tercatat 44 kasus kematian ibu dan 407 kasus kematian bayi. Sedangkan Kabupaten Garut tercatat 50 kasus kematian ibu dan 332 kasus kematian bayi.

Budi sendiri mengapresiasi kinerja pemerintah provinsi Jawa Barat serta pemerintah daerah ketiga kabupaten itu. Sebab telah melaporkan catatan tersebut kepada Kementerian Kesehatan.

“Nah, nggak banyak daerah yang kalau misalnya ada masalah, kemudian langsung mengakui dan mengatasi masalahnya. Jawa Barat itu langsung bilang ‘udah, saya nggak mau kematian ini, saya mesti turunin,’ Pak Gub bilang,” ujar Budi.

Lebih lanjut, Budi menjelaskan bahwa Pilot Project tersebut akan dilaksanakan selama tiga bulan. Nantinya, Pilot Project itu akan dilaksanakan Kemenkes secara kolaboratif bersama pemerintah daerah, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), fasilitas kesehatan lokal, Puskesmas hingga bidan.

Baca Juga: Menkes: Varian Baru Covid-19 Tak Berbahaya bagi Masyarakat yang Sudah Divaksin

“Ini kita mau lakukan program bersama untuk menekan. Kombinasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, kemudian Rumah Sakit Umum Daerah, Klinik dan Puskesmas sampai ke bidan-bidannya. Nanti Pilot Projek nya jalan, ada 3 bulan,” jelas Budi.

Dengan adanya Pilot Project ini, Budi berharap adanya pola pencegahan dan penurunan angka kematian ibu dan anak. Sehingga bisa menjadi percontohan bagi daerah lainnya di Indonesia.

“Saya harapkan nanti ketahuan, polanya kita bisa replikasi ke seluruh Indonesia,” tutur Budi.

Selain itu, dirinya juga berharap agar angka kematian ibu dan anak di Jawa Barat bisa menurun hingga di bawah angka 8 persen.

“Kalau bisa turun setengahnya aja. Di bawah nasional. Jadi, kalau dari harapan saya, kalau bisa dari di bawah 8 persen lah,” pungkas dia.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menargetkan agar angka kematian ibu dan anak di Jawa Barat turun hingga angka empat persen. Beberapa upaya juga bakal dilakukan oleh pihaknya melalui Dinas Kesehatan agar elemen tenaga kesehatan yang berada di masyarakat bisa ikut andil dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak.

“Ya, sudah kita pengen 4 persen semuanya. Kita pengen 4 persen semuanya. Saya tadi sudah ngasih rambu-rambu ke Dinas Kesehatan. Coba dikasih bonus terhadap bidan pendampingnya apabila ada desanya berhasil menciptakan zero kematian ibu dan anak dan zero stunting,” ungkap Dedi.

Baca Juga: Gubernur Dedi Mulyadi Imbau Masyarakat Jabar soal Penyebaran Covid-19

“Nah, kepala desanya nanti kita kasih bonus agar ketua PKK-nya bergerak. Nah, ini akan menjadi prioritas kita di tahun ini. Sehingga ke depan anak-anak jawa barat sehat. baik anaknya yang balita, maupun usia remaja bahkan orang tuanya juga harus pada sehat,” imbuh dia.

Ia juga menuturkan bahwa dirinya sudah mengumumkan nomor call center yang bisa dihubungi oleh masyarakat Jawa Barat untuk melakukan pengaduan terkait masalah darurat kesehatan yang terjadi di masyarakat. Hal itu juga dilakukan sebagai upaya optimalisasi pelayanan kesehatan dari pemerintah. Termasuk upaya dalam mencegah dan menurunkan angka kematian ibu dan anak di Jawa Barat.

“Ini kebahagian bagi seluruh masyarakat Jawa Barat, sehingga kalau ada warga Jawa Barat memiliki problem serupa, kita sudah umumin di hari ini, di media sosial saya, nomor HP yang bisa dihubungi oleh seluruh warga, ketika ada hal yang darurat kesehatan,” tutur Dedi.

“Open untuk seluruh warga dan kita sudah unlimited untuk pembiayaan masyarakat yang mengalami problem. Dan itu karena negara bertanggung jawab terhadap kesehatan warganya,” pungkas dia.

Reporter: Niko

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru