Doa Wura Bola: Tradisi Penyucian Diri Menyambut Bulan Ramadan di Bima NTB
Denpasar, Nawacita | Bulan Ramadan 1446 H tinggal hitungan hari. Di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), ada tradisi dan ritual khusus untuk menyambut bulan suci itu, yakni Doa Wura Bola.
Secara etimologi, Wura Bola berasal dari dua kata Bima (Mbojo) yakni Wura berarti bulan dan Bola yang berarti bangun. Sehingga Doa Wura Bola bisa diartikan adalah Doa Bulan Terbangun.
Sejarawan Bima, Fahru Rizki, menjelaskan secara terminologi Doa Wura Bola adalah penerapan nilai-nilai tasawuf di bulan Syaban atau bulan menjelang Ramadan. Saat bulan Syaban semuanya terbangun, mulai dari jiwa, batin, raga dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan.
“Wura Bola di bulan Syakban adalah Wura karaso sarumbu (bulan mensucikan diri) menyambut bulan Ramadan. Dan biasanya warga banyak menggelar Doa Wura Bola,” ungkap Fahru.
Baca Juga:Â Mengenal Ciam Si, Tradisi Ramalan Masyarakat Tionghoa Jelang Imlek
Bagi orang Bima, bulan Syakban dipercaya sebagai bulan yang sangat istimewa. Bulan itu, tak hanya dipersiapkan untuk membersihkan fisik (mentalitas) dan rohani, tapi juga dianggap meningkatkan spiritualitas.
“Bulan untuk membersihkan jiwa dan raga menjelang bulan puasa Ramadan,” imbuh Peneliti Budaya Bima ini.
Fahru menjelaskan bagi penyelenggara Doa Wura Bola memiliki makna dan tujuan yakni termotivasi sendiri. Sebab, ada pertemuan dengan keluarga dekat pada pekan kedua Syakban dan setelah itu dengan masyarakat (tetangga).
“Bagi yang meyakini bisa mendatangkan bareka (keberkahan). Bagi para undangan mendapatkan jangko ibaratnya membawa pulang keberkahan,” katanya.
Selain itu, Doa Wura Bola sebagai wadah untuk berkumpul dengan handai taulan, tetangga dan kerabat dekat. Termasuk juga dijadikan sarana untuk menjalin silaturahmi antar sesama menjelang memasuki bulan Ramadan.
“Sekaligus juga saling bermaaf-maafan menjelang bulan Ramadan,” imbuhnya. dtk


