Tuesday, December 23, 2025
HomeSTARTUPLifeStyleBenarkah Menyapu saat Perayaan Imlek Bisa Menyebabkan Hal Buruk? Ini Penjelasannya

Benarkah Menyapu saat Perayaan Imlek Bisa Menyebabkan Hal Buruk? Ini Penjelasannya

Benarkah Menyapu saat Perayaan Imlek Bisa Menyebabkan Hal Buruk? Ini Penjelasannya

Jakarta, Nawacita | Perayaan Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili jatuh pada tanggal 29 Januari 2025. Biasanya, masyarakat Tionghoa akan merayakan Imlek dengan melakukan kegiatan kebaikan dan mempererat hubungan antar sesama.

“Saat Imlek, kami bertemu dengan sesama keluarga atau orang yang merayakan, Anak-anak berkunjung ke rumah orang tua, saling memberi hadiah, dan ngasih angpau,” karya Ketua Umum Niciren Indonesia (NSI) Suhadi Sendjaja, dikutip dari Kompas.com (20/1/2023).

Suhadi menuturkan, bahwa pada dasarnya perayaan Tahun Baru Imlek bukanlah perayaan keagamaan, melainkan perayaan yang biasanya diperingati oleh seluruh keturunan Tionghoa atau yang memegang tradisi Chinese, apa pun agamanya. Ia menjelaskan, diksi Imlek berasal dari dua suku kata, yakni Im yang berarti bulan, dan lek yang berarti penanggalan. Sehingga, makna Imlek merujuk pada penanggalan bulan atau kalender lunar.

- Advertisement -

Saat perayaan Tahun Baru Imlek, biasanya identik dengan pemasangan dekorasi berwarna merah, memberi angpao, menampilkan pertunjukkan barongsai, hingga menyantap kue keranjang.

Baca Juga: Mengungkap Makna Buah Jeruk dalam Perayaan Imlek

Namun, di samping itu ada pula beberapa asumsi berupa pantangan yang dihindari saat Tahun Baru Imlek, salah satu yang umum yaitu adanya larangan menyapu saat  Tahun Baru Imlek. Benarkah demikian?

Suhadi menilai bahwa asumsi pantangan menyapu saat perayaan Imlek ini muncul dengan tujuan agar seseorang melakukan kegiatan bersih-bersih sebelum perayaan Imlek.

“Artinya, pada 1 Imlek (hari pertama Imlek) itu sudah bersih, karena sudah perayaan, kita bergembira ria, dan saling bersuka cita,” terangnya.

Asumsi adanya hal buruk yang akan terjadi apabila seseorang melanggar pantangan tersebut menurutnya merupakan sebuah pemikiran yang tidak proporsional.

“Kalau (lantai) kotor, ya disapu, enggak ada masalah, jangan mengarah ke takhayul,” ujarnya. kmps

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru