Pegiat Kolom Kosong: Kalau Memang Petahana Dicintai dan Didukung Rakyat, Harus Mampu Raih 50 Persen dari DPT
Surabaya, Nawacita | 11 hari jelang Pemilihan Walikota (Pilwali) Kota Surabaya 2024, BEM Universitas Dr. Soetomo berkolaborasi dengan Relawan Demokrasi Surabaya serta Aliansi Mahasiswa Jatim dan beberapa organisasi masyarakat lainnya menggelar dialog terbuka bertajuk tema “Demokrasi Tanpa Seleksi Pemilihan Tanpa Pilihan – Kontroversial Yuridis Problematik Kedudukan Hukum Kolom Kosong di Dalam Surat Suara” yang diselenggarakan di Auditorium Ki. Moch Shaleh, Unitomo, Jumat (15/11/2024).
Pada kesempatan tersebut, R. Hariyadi Nugroho salah satu pegiat kotak kosong menegaskan pentingnya kenetralan dari berbagai pihak yang terlibat dalam Pilwali Kota Surabaya, sebab kolom kosong merupakan pilihan yang difasilitasi oleh negara, terlebih lagi pasangan petahana Eri-Armuji mendapatkan dukungan dari seluruh partai politik.
“Bahwa untuk kolom tidak bergambar atau kotak kosong sebagai wadah aspirasi bagi masyarakat di Kota Surabaya, harapannya para petahana yang berkontestasi itu harus bersifat adil, terutama pihak penyelenggara,” ungkapnya.
R. Hariyadi Nugroho pun berpesan agar pasangan Eri-Armuji untuk tidak menggunakan kekuasaan yang dimilikinya sebagai petahana demi memenangkan dirinya pada Pilwali 2024.

Seperti diketahui di beberapa lokasi terdapat Kader Surabaya Hebat (KSH) yang menggunakan seragam secara terang-terangan menyatakan dukunganya kepada pasangan Eri-Armuji namun tidak mendapatkan teguran sama sekali dari Bawaslu.
“Dinamika politik harus dihargai oleh para penyelenggara, inilah rakyat, inilah demokrasi. Jangan mentang-mentang petahana menggunakan kewenangannya, fasilitas negara yang ada untuk sekedar memenangkan ambisinya semata,” ucapnya.
Ia pun juga menyoroti adanya pembegalan dari berbagai pihak akan sosialisasi yang dilakukan kolom kosong, seperti diketahui begitu banner ataupun spanduk yang dipasang pendukung kolom kosong yang lenyap usai dipasang.
“Saya sudah menduga sejak awal karena memang kotak kosong ini tanpa ada donatur pembiayaan sehingga dengan hilangnya banner kita, maka logistik kita juga akan berkurang. Tapi kami semua tidak patah semangat memperjuangkan kotak kosong karena memang nyata ada suara masyarakat yang kurang puas dengan kinerja petahana,” ujarnya.
Baca Juga:Â Kepala Bappilu PDIP Kota Surabaya Soroti Tuntutan Aklamasi Dari Pihak Kolom Kosong
Pria yang juga menjabat Direktur Kampanye Aliansi Surabaya Maju juga menjelaskan, hadirnya kolom kosong merupakan bentuk wadah yang dihadirkan oleh KPU untuk memfasilitasi masyarakat yang tidak puas terhadap kinerja daripada pasangan calon tunggal.
“Bagaimana kita bisa mengakomodir suara-suara yang tidak puas itu tetap mengikuti pesta demokrasi ya dengan mencoblos wadah yang sudah disediakan pemerintah yaitu kolom tidak bergambar tadi atau kolom kosong,” tuturnya.
Hariyadi Nugroho menyatakan bahwa kalau memang pasangan calon tunggal, Eri-Armuji memang betul kinerjanya dirasakan dan mendapatkan dukungan rakyat, seharusnya pasangan petahana tersebut mampu meraih dukungan suara lebih dari 50 persen dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kota Surabaya, bukan dari suara partisipan saja.
“Kalau memang petahana dicintai atau disukai di wilayah Surabaya, hendaknya pada kontestasi pemilu ini harus bisa mendapatkan 50 persen plus satu suara dari seluruh masyarakat Kota Surabaya, yaitu DPT bukan dari suara yang hadir saja. Sehingga legitimasi sebagai Walikota itu ada,” pungkasnya. (Gio)


