Ngawi, nawacita – Pemkab Ngawi mengklaim Iklim investasi di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Sejak 2021, atau saat dipimpin Ony Anwar Harsono investasi di kabupaten ini tidak hanya memenuhi target yang ditetapkan tetapi justru melebihi ekspektasi.
Namun nyatanya hal tersebut tidak sebanding dengan merosotnya lahan pertanian di Ngawi. Data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Ngawi menunjukkan bahwa setiap tahun target investasi selalu terlampaui secara konsisten.
Berdasarkan data BPS Kabupaten Ngawi 2024, Luas panen padi pada 2023 tersisa sekitar 124,92 ribu hektare saja. Gara-garanya luas lahan pertanian ini melorot jauh. Catatan BPS, lahan pertanian di Ngawi mengalami penurunan sebanyak 3,66 ribu hektare atau 2,85 persen dibandingkan luas panen padi di 2022 yang sebesar 128,59 ribu hektare. Alhasil, Ngawi kini tidak lagi menjadi lumbung beras di Jawa Timur. Hal ini terasa ironis karena Bupati Ony Anwar juga tercatat sebagai Ketua DPN HKTI Jatim versi Oesman Sapta Odang.
Seperti diketahui, klaim meningkatnya investasi atau berdirinya pabrik-pabrik telah merebut lahan pertanian cukup besar. Menurut data RPJMD yang dikeluarkan DPMPTSP, target investasi Kabupaten Ngawi pada tahun 2021 ditetapkan sebesar Rp213 miliar. Pencapaian diklarim justru jauh di atas itu, dengan total investasi yang masuk mencapai lebih dari Rp795 miliar, lebih dari tiga kali lipat target awal. Angka ini menjadi penanda awal dari pertumbuhan investasi yang terus meningkat setiap tahunnya.
Pada 2022, Kabupaten Ngawi kembali mencatat pencapaian investasi yang luar biasa. Dari target sebesar Rp500 miliar, realisasinya berhasil menembus angka lebih dari Rp1,2 triliun. Pertumbuhan ini semakin memperkuat posisi Ngawi sebagai kawasan yang ramah investasi dan menjanjikan bagi para investor.
Baca Juga : HUT Ngawi Ke-666, Bank Jatim Serahkan Satu Unit Mobil Pemadam Kebakaran ke Pemkab Ngawi
Selanjutnya, pada tahun 2023, Kabupaten Ngawi kembali membuktikan potensi investasinya. Dengan target awal sebesar Rp750 miliar, investasi yang terealisasi mencapai lebih dari Rp1,7 triliun. Realisasi ini menandakan lonjakan investasi yang konsisten, menguatkan keyakinan para pemangku kebijakan akan daya tarik Ngawi sebagai kawasan strategis bagi penanaman modal.
Kepala DPMPTSP Ngawi, Totok Sudaryanto, mengungkapkan bahwa pada tahun 2024 ini, target investasi ditetapkan sebesar Rp840 miliar. Namun, hingga akhir Oktober 2024, realisasi investasi telah mencapai lebih dari Rp1,3 triliun.
Totok optimis bahwa investasi di Ngawi bisa mencapai angka Rp2 triliun pada akhir tahun, melampaui pencapaian tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,7 triliun.
Menurut Totok, terdapat sejumlah faktor yang menjadikan Ngawi menarik di mata para investor. Ketersediaan lahan yang masih luas, upah minimum kabupaten (UMK) yang relatif lebih rendah dibandingkan daerah lain, dan lokasinya yang strategis menjadi keunggulan utama Ngawi.
“Ngawi berada di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah, aksesnya juga mudah karena ada jalan tol,” jelas Totok.
Selain itu, Totok menyebutkan bahwa pertumbuhan investasi ini terdiri dari dua kategori, yaitu Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA). Di tahun 2024 ini, terdapat 4 perusahaan dalam negeri serta 8 perusahaan asing yang berinvestasi di Ngawi. bdo/liputan6











