Thursday, December 25, 2025
HomeSENAYANPEMILUMengenal Metode Sainte Lague, Cara Menghitung Suara Caleg di Pemilu 2024

Mengenal Metode Sainte Lague, Cara Menghitung Suara Caleg di Pemilu 2024

Penghitungan suara pada Pemilu 2024 masih akan menggunakan metode Sainte Lague yang juga digunakan pada Pemilu 2019.

Surabaya, nawacita –  Penghitungan suara untuk DPR, DPRD dan DPD pada Pemilu 2024 masih menggunakan metode Sainte Lague yang juga digunakan pada 2019 lalu. Metode Sainte Lague diperkenalkan oleh seorang pakar matematika asal Prancis bernama Andre Sainte Lague pada 1910.

Metode Sainte Lague, murni penghitungan suara yang menggunakan angka pembagi untuk mengalokasikan kursi yang diperoleh setiap partai politik dalam sebuah dapil. Angka yang digunakan untuk pembagi adalah angka ganjil (1,3,5,7, dan seterusnya). Jumlah suara yang telah dibagi oleh angka ganjil tersebut akan diperingkatkan dan menentukan siapa saja partai/caleg yang lolos.

Contohnya jika partai A mendapatkan 10.000 suara, partai B mendapatkan 5.000 suara, partai C mendapatkan 1.000 suara dalam pemilu. Untuk menentukan perolehan kursi, maka suara seluruh partai akan dibagi bilangan ganjil pertama yakni 1.

- Advertisement -

Karena partai A mendapatkan suara terbanyak, maka dia berhak mendapatkan satu kursi karena suara terbanyak hasil pembagian. Setelah itu, untuk penentuan kursi kedua jumlah suara partai A dibagi 3 karena sudah mendapatkan kursi. Lantas suara partai lainnya dibagi dengan bilangan 1. Dengan cara itu, maka partai B mendapatkan satu kursi karena jumlah suara terbanyak setelah proses pembagian suara yang kedua.

Kemudian untuk kursi ketiga, suara partai A akan dibagi 5 dan suara partai B akan dibagi 3, karena keduanya sudah mendapatkan kursi. Sedangkan suara partai C tetap dibagi 1 karena belum mendapatkan kursi. Partai terlebih dahulu dihadapkan pada perhitungan ambang batas parlemen.

Sesudah partai memenuhi ambang batas parlemen, langkah selanjutnya adalah menggunakan metode Sainte Lague untuk mengkonversi suara menjadi kursi di DPR. Hal itu juga berlaku bagi kursi DPD dan DPRD. Ada beberapa kekurangan dan kelebihan dari penerapan metode Sainte Lague. Kerugiannya adalah, jika sebuah partai mendapatkan suara lebih besar dan memiliki selisih yang lebar dengan partai lain, maka partai dengan suara besar itu mendapatkan kursi lebih banyak di DPR sampai DPRD. Sedangkan sebaliknya untuk partai kecil justru akan sulit mendapatkan kursi. Keuntungannya adalah, jika terjadi keberimbangan dalam perolehan suara partai maka sangat terbuka terjadi perolehan kursi partai yang merata.

Sistem Sainte Lague digunakan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (Pemilu). Model Webster/Sainte-Laguë ini tidak eksplisit disebutkan dalam UU Pemilu. Namun, Pasal 420 menyebutkan tentang aturan penetapan perolehan kursi tiap partai politik, yang tak lain menggunakan cara tersebut.

Pada pemilu sebelumnya, penentuan kursi dilakukan dengan mencari terlebih dahulu Bilangan Pemilih Pembagi (BPP) dari jumlah suara sah dibagi dengan jumlah kursi yang tersedia. Kemudian tiap partai politik yang mendapatkan angka BPP otomatis mendapatkan kursinya. Sisa kursi yang tersedia akan ditentukan dengan ranking atau perolehan suara terbanyak tiap partai politik.

Metode Webster/Sainte-Laguë yang seringkali disebut dengan metode Webster atau metode Sainte-Laguë ini adalah metode nilai rata-rata tertinggi yang digunakan untuk menentukan jumlah kursi yang telah dimenangkan dalam suatu pemilihan umum.

Di Eropa, istilah ini dinamai dari matematikawan Prancis André Sainte-Laguë. Sementara di Amerika Serikat istilah ini berasal dari negarawan dan senator Daniel Webster. Webster pertama kali mengusulkan metode ini pada tahun 1832, dan pada 1842 metode ini mulai digunakan dalam pembagian kursi kongres di Amerika Serikat.

Baca Juga : Soal Dugaan Kecurangan Pemilu, Presiden Jokowi: Semua Ada Mekanismenya

Sementara itu, André Sainte-Laguë memperkenalkan metode ini di Prancis pada tahun 1910. Tampaknya publik di Prancis dan Eropa belum pernah mendengar informasi mengenai metode Webster hingga masa berakhirnya Perang Dunia II.

Dan berikut cara menghitung perolehan kursi dengan sistem Sainte Lague apabila dalam satu daerah pemilihan (dapil) tersedia 6 kursi.

  1. Partai A mendapat total 240.000 suara
  2. Partai B mendapat 150.000 suara
  3. Partai C mendapat 90.000 suara
  4. Partai D mendapat 50.000 suara
  5. Cara Menentukan Kursi Pertama

Untuk menentukan kursi pertama, maka masing-masing partai akan dibagi dengan angka 1.

  1. Partai A 240.000/1 = 240.000
  2. Partai B 150.000/1 = 150.000
  3. Partai C 90.000/1 = 90.000
  4. Partai D 50.000/1 = 50.000

Dengan hasil pembagian itu, maka yang mendapatkan kursi pertama di dapil tersebut adalah Partai A dengan jumlah 240.000 suara.

  1. Cara Menentukan Kursi Kedua

Berhubung Partai A sudah menang pada pembagian 1, maka untuk selanjutnya Partai A akan dihitung dengan pembagian angka 3. Sementara Partai B, C dan D tetap dibagi angka 1.

  1. Partai A 240.000/3 = 80.000
  2. Partai B 150.000/1 = 150.000
  3. Partai C 90.000/1 = 90.000
  4. Partai D 50.000/1 = 50.000

Maka yang mendapatkan kursi kedua adalah Partai B dengan perolehan 150.000 suara.

  1. Cara Menentukan Kursi Ketiga

Untuk menentukan kursi ketiga, maka Partai A dan Partai B akan dibagi dengan angka 3. Sementara Partai C dan D akan dibagi dengan angka 1.

  1. Partai A 240.000/3 = 80.000
  2. Partai B 150.000/3 = 50.000
  3. Partai C 90.000/1 = 90.000
  4. Partai D 50.000/1 = 50.000

Maka yang mendapatkan kursi ketiga adalah partai C dengan perolehan 90.000 suara.

  1. Cara Menentukan Kursi Keempat

Untuk menentukan kursi keempat, maka Partai A, Partai B dan Partai C akan masing-masing dibagi dengan angka 3, sementara Partai D akan tetap dibagi 1.

  1. Partai A 240.000/3 = 80.000
  2. Partai B 150.000/3 = 50.000
  3. Partai C 90.000/3 = 30.000
  4. Partai D 50.000/1 = 50.000

Maka yang mendapatkan kursi keempat adalah Partai A dengan perolehan 80.000 suara.

  1. Cara Menentukan Kursi Kelima

Berhubung Partai A sudah mendapatkan dua kursi, yakni kursi pertama dan kursi keempat, maka selanjutnya Partai A akan dibagi dengan angka 5. Sementara Partai B, Partai C dan Partai D dibagi dengan masing-masing angka 3.

  1. Partai A 240.000/5 = 40.800
  2. Partai B 150.000/3 = 50.000
  3. Partai C 90.000/3 = 30.000
  4. Partai D 50.000/3 = 16.660

Dengan demikian maka yang mendapatkan kursi kelima adalah Partai B dengan perolehan 50.000 suara.

  1. Cara Menentukan Kursi Keenam

Berhubung Partai A dan Partai B masing-masing sudah mendapatkan dua kursi, maka kedua partai tersebut akan dibagi 5. Sementara Partai C dan Partai D masih tetap dibagi 3.

  1. Partai A 240.000/5 = 40.800
  2. Partai B 150.000/5 = 30.000
  3. Partai C 90.000/3 = 30.000
  4. Partai D 50.000/3 = 16.660

Dengan demikian, maka yang mendapatkan kursi keenam adalah Partai A dengan perolehan 40.800 suara. (lptnenm)

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru