Pengalaman jadi Kepala Sekolah, Kadis P3AK Jatim Siap Berdayakan Perempuan Secara Maksimal
Surabaya, Nawacita – Tri Wahyu Liswati baru saja dilantik sebagai Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, pada Jumat, 29 September 2023.
Tri Wahyu menggantikan Restu Novi Widiani yang saat ini menjabat sebagai Kadinsos Jawa Timur. Sebelum dilantik, Tri merupakan kepala SMA Negeri 4 Surabaya dan sudah mengabdi selama 6 tahun.
Usai dilantik, Tri bersama segenap tim akan segera mengambil langkah untuk menuntaskan masalah-masalah kompleks seperti kekerasan seksual pada perempuan dan anak.
“Itu yang menjadi PR kita sekarang. Bismillah nanti tentunya saya datang ke DP3AK ini harus menyamakan persepsi dulu, bersama seluruh tim, bersama seluruh jajaran, kemudian gas pol,” tutur Tri kepada nawacita.co.
Ia menuturkan tujuan DP3AK saat ini adalah bagaimanapun caranya untuk menekan angka kekerasan terhadap perempuan di Jawa Timur. “Bagaimana membuat perempuan di seluruh Jawa Timur ini bisa berdaya atas dirinya sendiri,” tuturnya.
Kekerasan seksual masih menjadi momok mengerikan pada setiap tahunnya. Hal itu menjadi PR bersama antara pemprov Jatim melalui DP3AK bersama masyarakat.
Melansir dari Simfoni PPA (Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak) yang dikelola Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), kasus kekerasan di Jawa Timur sepanjang tahun 2023 mencapai 1.532 kasus. Jumlah tersebut terhitung secara real time per 1 Januari 2023 hingga 30 September 2023.
Kota Surabaya berada di urutan satu dengan 169 kasus, disusul Kabupaten Sidoarjo dengan 135 kasus. Kemudian di urutan ketiga ada Kabupaten Jember dengan 117 kasus kekerasan. Jenis kekerasan seksual masih jadi utama dengan 604 kasus, di susul kekerasan psikis dan kekerasan fisik.
Kadis P3AK itu mengakui bahwa menyelesaikan permasalahan pelik di atas tidaklah mudah, tetapi Ia akan tetap optimis.
“Tentunya membuat para perempuan di Jatim, semua punya kekuatan, punya daya di atas kakinya sendiri ini memang tidak mudah begitu. Tetapi bukan tidak bisa kita lakukan,” tandasnya.
Tri Wahyu akan mengupayakan segala cara untuk membuat perempuan-perempuan di Jawa Timur bebas dan tidak hidup dalam ketergantungan.
“Semua langkah akan kita ambil. Itu yang mungkin bisa menekan angka kekerasan terhadap perempuan di Jawa Timur,” tandasnya.
Tri juga menyebut berdaya secara konseptual sangat holistik. Berdaya atas sosial ekonominya, berdaya atas kehidupannya, dan juga berdaya atas dirinya.
Di sisi lain, dalam kasus kekerasan pada anak di lingkup sekolah. Tri menuturkan program Kurikulum Merdeka dari mas menteri sudah tepat. “Ini in line dengan program kurikulum merdeka, di mana di sana ada P5 yang mengedepankan pendidikan karakter secara tersirat,” ucapnya.

Untuk diketahui P5 merupakan singkatan dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Tri memandang Kurikulum Merdeka sebagai peluang untuk menuntaskan problem kekerasan pada anak di lingkup sekolah.
“Ini kesempatan saya untuk bisa bergandeng tangan dengan seluruh sekolah yang ada di Jawa Timur. Nanti dengan mengadakan kegiatan-kegiatan antisipasi terhadap bullying atau kekerasan di lingkup sekolah,” tandas Kadis baru P3AK Provinsi Jatim itu
Sementara itu, DP3AK menyediakan layanan bagi perempuan dan anak yang alami kekerasan. Ada layanan pengaduan, layanan kesehatan, layanan rehabilitasi sosial, layanan bantuan dan penegakan hukum, layanan pemulangan dan reintegrasi sosial. Masyarakat bisa juga mengadukan melalui LAPOR PAK dengan Hotline 129. via


