Pertahankan Nilai Sejarah, Pemasangan Kembali Soko Guru di Masjid Agung Darussalam Mojokerto
Mojokerto, Nawacita – Struktur lama dari Masjid Agung Darussalam (Madasa) kini telah sepenuhnya terintegrasi dengan tanah. Namun, sejumlah segmen penting yang memiliki nilai sejarah tinggi dalam bangunan lama Madasa tetap dipelihara dengan cermat.
Tidak hanya itu, saat ini beberapa elemen tersebut sedang direstorasi dan dipasang kembali, seperti contohnya soko guru. Empat tiang soko guru telah dipasang kembali di bagian timur struktur baru Masjid Agung Darussalam (Madasa).
Selain soko guru tersebut, tangga yang berasal dari bangunan lama Madasa juga telah diintegrasikan sebagai simbol kontinuitas nilai-nilai sejarah Madasa yang tetap lestari.
Ketua Yayasan Madasa, Bunawi mengatakan, dalam proses perbaikan masjid ini, pihaknya sudah mempertimbangkan segala aspek lebih dahulu.

“Kami bersama yayasan membahas dan mempertimbangkan segala hal, mulai dari aspek sejarah, agama, hingga ekonomi,” katanya.
Menurutnya, keberadaan soko guru yang telah berdiri tegak di sebelah timur Madasa baru ini telah ada sejak jaman Bupati Mojokerto, Kromodjojo Adinegoro III.
Di samping soko guru, beberapa hiasan ornamen tulisan Arab Pegon juga akan memperindah soko guru ini. “Kami masih memiliki ornamen tulisan Arab Pegon tersebut. Nantinya, ornamen tersebut akan dipasang setelah soko guru selesai sepenuhnya,” ungkap Bunawi.
Sementara itu Ketua Takmir Madasa, Muhammad Mansyur Thohir menjelaskan, pertimbangan kapasitas menjadi faktor utama dalam upaya perluasan masjid ini. Awalnya, Madasa hanya mampu menampung sekitar 400 jemaah, tetapi dengan adanya perluasan ini, kapasitas masjid dapat meningkat menjadi lebih dari 5.000 jemaah.
Baca Juga:Â Temuan Mata Tombak Kuno di Situs Bhre Kahuripan Mojokerto
“Terlebih lagi, bangunan masjid ini ada tiga tingkat. Dua tingkat digunakan untuk ibadah, sementara tingkat terbawah diperuntukkan untuk kebutuhan umum. Dengan perluasan ini, diharapkan jumlah jemaah yang datang akan semakin bertambah,” ungkapnya.
Mansyur menambahkan, bukan hanya empat pilar yang terpasang nantinya, pihak takmir Madasa berencana menghiasi bagian depan Madasa dengan Al-Qur’an raksasa yang dilindungi dengan kaca.
“Selain Al-Qur’an, beduk raksasa yang saat ini berada di dalam Madasa akan digeser ke luar masjid,” imbuhnya.
Mansyur memiliki harapan bahwa dengan perluasan masjid ini, Madasa akan menjadi destinasi wisata religi yang baru di Mojokerto. Terlebih lagi, rutenya menuju Madasa sangat dekat dengan beberapa area wisata religi di Bumi Majapahit.


