Kekeringan di Kabupaten Mojokerto : BPBD Ajukan Penggunaan Dana Tidak Terduga untuk Suplai Air Bersih
Mojokerto, Nawacita – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto berencana mengajukan penggunaan dana dari belanja tidak terduga (BTT), mengingat anggaran untuk mengatasi kekeringan melalui pengiriman air bersih, sudah habis, Selasa (2/8/2033) kemarin.
“Anggaran untuk menyuplai air bersih ke tiga desa yang mengalami kekeringan di Kabupaten Mojokerto memang terbatas,” ucap Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto Abdul Khakim, Kamis (3/8/2023).
Khakim menjelaskan, sebelumnya anggaran yang dibutuhkan untuk droping air bersih sebesar Rp 199 juta, namun dana ini untuk pengadaan 443 tangki dengan total 1.772.000 liter.

“Mengingat musim kemarau yang panjang di tambah dengan fenomena El Nino yang puncaknya terjadi di bulan Agustus – September, membuat anggaran untuk menyuplai kebutuhan air bersih di tiga desa tidak bisa tercukupi,” ungkapnya.
Sebagai langkah selanjutnya, BPBD saat ini sedang merencanakan pemanfaatan anggaran BTT 2023. Hal ini dilakukan karena status tanggap darurat untuk bencana kekeringan dan karhutla, yang telah ditetapkan oleh Pemkab Mojokerto, masih akan berlanjut hingga akhir Oktober.
“Pemanfaatan dana BTT ini masih dapat digunakan untuk mendukung penanganan kekeringan di tiga desa melalui mekanisme penyediaan air bersih,” jelasnya.
Namun demikian, pihaknya tidak dapat menjamin bahwa dana BTT tersebut akan dapat digunakan sesuai rencana. Hal ini disebabkan oleh persyaratan dokumen yang harus dilengkapi oleh BPBD sebelum pengajuan dapat direalisasikan. Salah satu persyaratannya adalah surat permohonan dari tiga desa tersebut.
“Kami masih sedang mengurus usulan ini dengan pihak bupati. Untuk tiga desa juga sudah ajukan permohonan tambahan suplai air. Kami akan berusaha untuk segera menyelesaikannya,” ungkapnya.
Sebagai tindakan jangka pendek, setiap hari pemerintah daerah mengirimkan sepuluh tangki yang berisi total 40 ribu liter air. Detailnya, empat tangki dikirimkan ke Desa Kunjorowesi di Kecamatan Ngoro, yang memiliki sekitar 1.635 penduduk terdampak.
Selanjutnya, tiga tangki dikirimkan ke Desa Manduromanggunggajah di Kecamatan Ngoro, yang meresahkan sekitar 2.142 jiwa, dan tiga tangki lagi dikirimkan ke Dusun/Desa Duyung di Kecamatan Trawas, yang melayani 831 jiwa dari 277 kepala keluarga yang terdampak.


