Surabaya, Nawacita – BKKBN Jatim menyelenggarakan Rembuk Stunting dan Gerak Sinergis bersama Insan Pers adapun yang dibahas dalam kegiatan tersebut yang kita kenal dengan sebutan Program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana) dan Penurunan Stunting
Dengan menghadirkan narasumber yaitu Sukamto, SE., M.Si, Koordinator Bidang Latbang Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur serta Dr. Suko Widodo, M.Si, Praktisi Komunikasi dari UNAIR, acara bincang bincang tersebut bertempat di Kuno Kini Cafe dan Resto, Kamis, (29/12/2022)
Sukamto, SE., M.Si, Koordinator Bidang Latbang Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur menyampaikan pihaknya sangat berterima kasih kepada Insan Pers yang selama ini mendukung kegiatan BKKBN Jatim dalam hal percepatan penurunan stunting, dalam kegiatan forum koordinasi jurnalis perwakilan BKKBN Jatim tahun 2022, ini menjadi salah satu tujuan kita untuk bisa didukung bantuan teman-teman dari berbagai media
“Mongo dukungannya terkait dengan Bagaimana komunikasi, Bagaimana sosialisasi program bahwa kesehatan dan percepatan penurunan stunting, jika dimanfaatkan bisa sampai kepada masyarakat,” ucap Sukamto
Menurut Sukamto, Hasil Sensus Penduduk 2020 bahwa jumlah penduduk Indonesia adalah 270,20 juta jiwa dan 25,87% adalah Generasi Millennial. Sedangkan di Jawa Timur adalah 40,67 juta jiwa dan LPP Jawa Timur 2000 s/d 2010 adalah 0,76% dan 2010 s/d 2020 adalah 0,79%.
“Jumlah penduduk usia produktif usia 15-64 tahun di Jawa Timur meningkat dari 56,34% menjadi 71,65% atau yang dikenal dengan Bonus Demografi. Kemudian TFR Indonesia SDKI 2012 (2,6), SDKI 2017 (2,4) dan di Jawa Timur SDKI 2012 (2,3) SDKI 2017 (2,1),” ungkapnya.
Lebih lanjut Sukamto, dari data Dispensasi Kawin berdasarkan data Pengadilan Tinggi Agama Surabaya (DP3AK) Provinsi Jawa Timur pada Bulan Januari sampai Agustus 2022, bahwa jumlah perkara diterima 10.275 Kasus dan dikabulkan 9.863 Kasus atau 96 persen.
“Adapun 10 Kabupaten/Kota yang tertinggi Pernikahan Dininya adalah, Jember (880), Malang (845), Kraksaan (770), Lumajang (566), Banyuwangi (563), Bondowoso (471), Pasuruan (464), Bojonegoro (369), Situbondo (346), dan Kediri (346),” imbuh dia
Baca Juga : Strategi BKKBN untuk Kejar Target Turunkan Stunting
Kemudian untuk Data Perceraian berdasarkan data Pengadilan Tinggi Agama Surabaya (DP3AK) Provinsi Jawa Timur pada Bulan Januari s/d Mei 2022, bahwa di Jawa Timur adalah 9.121 Kasus, sedangkan 10 Kabupaten/Kota yang tertinggi Perceraian adalah :1). Malang (707 ); 2).Kota Surabaya (620); 3).Banyuwangi (571); 4). Jember (551); 5).Sidoarjo (424); 6).Blitar (376);7). Lumajang (327); 8).Tuban (319); 9).Bojonegoro (304); 10).Kraksaan (297).
Masih dengan Sukamto, media merupakan 1/3 laba sebagai promosi. Baik langsung maupun tidak langsung, baik above the line, truth the line dan below the line.
“Harapan kami media bisa bersinergi dengan BKKBN. Bersama sama mengatasi masalah di lingkungan ,” beber dia
Baca Juga : Sosialisasi BKKBN Jatim dan 1000 Days Fund Gunakan Poster Penting
Perlu kita ingat UU 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, bahwa BKKBN mempunyai 3 (tiga) Program yang kita kenal dengan sebutan BANGGA KENCANA (Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana) antara lain :
Pembangunan Keluarga.
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama yang mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan melalui pendekatan yaitu 1).Agama 2).Sosial Budaya; 3).Cinta Kasih dan Sayang;4).Perlindungan. 5).Kesehatan Reproduksi; 6).Sosialisasi dan Pendidikan; 7).Ekonomi; 8).Pembinaan Lingkungan.
Selain itu Program Pembangunan Keluarga lainnya yang dikenal dengan TRI BINA yaitu Bina Keluarga Balita (BKB); Bina Keluarga Remaja (BKR)(10 – 24 tahun) dan Bina Keluarga Lansia (BKL) serta Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA).
Kependudukan meliputi.
1).Kuantitas Penduduk (Jumlah, Struktur dan Persebaran); 2).Kualitas Penduduk(Kesehatan, Pendidikan, Agama Perekonomian dan Sosial Budaya); 3).Pertumbuhan Penduduk (Kelahiran, Kematian dan Migrasi)
Keluarga Berencana meliputi
1. Penggerakan Pelayanan KB melalui 7 (tujuh) jenis Alat Kontrasepsi (ALOKON) yang digunakan BKKBN : 1).Pil; 2).Suntik; 3).Kondom(menunda kelahiran anak) 4).Implant;
5).IUD(mengatur jarak kelahiran anak) 6).MOP); dan 7).MOW (Tidak ingin anak lagi). Hindari 4 T :1).Terlalu Muda;2).Terlalu Tua; 3).Terlalu Dekat; 4).Terlalu Banyak).
Sementara itu, Suko Widodo, M.Si, Praktisi Komunikasi UNAIR ikut mendukung kegiatan BKKBN, generasi muda diperlukan karena Sumber Daya Manusia terbanyak dari generasi muda dalam menciptakan Sumber Daya Manusia yang unggul.
“Melalui pemberitaan yang ditulis oleh jurnalis yang cerdas akan membawa BKKBN dalam kemajuan.” Ujar Suko Widodo di sela sela kegiatan Rembuk Stunting dan Gerak Sinergis Bersama Insan Pers
Menurut Suko Widodo, Jurnalis mempunyai cara yang berbeda dalam mengeksplorasi pemberitaan. Selain itu juga punya banyak strategi dalam mengolah semua permasalahan,” imbuhnya.
Selain itu, fungsi wartawan memandu dan mengedukasi seperti soal KB, reproduksi dan sebagainya, membuat konsep sehingga menuntun pembaca dengan menulis yang bisa dibaca enak dibalik program.
“Semangat jurnalistik tertuang dalam menciptakan kualitas hasil dari pemberitaan.” tegasnya.
Kami berharap Media bisa membantu BKKBN dalam mengembangkan program yang mendukung pemerintah untuk kemajuan bersama.
” Seperti Stunting, KB dan program bangga kencana. Media pun memerlukan edukasi dari BKKBN dan konsep setiap pemberitaan selalu berbeda,” pungkasnya.



