Biaya Perawatan Gangguan Ginjal Akut Misterius Ditanggung BPJS Kesehatan
Jakarta, Nawacita | Biaya perawatan gangguan ginjal akut misterius ditanggung BPJS Kesehatan. Hal itu dikatakan oleh Direktur BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti. Catatannya, selama pasien anak-anak tersebut merupakan peserta BPJS Kesehatan.
“Kalau dia peserta BPJS Kesehatan termasuk yang gagal ginjal untuk anak-anak dan dia peserta BPJS Kesehatan, BPJS Kesehatan siap untuk membiayai asal sesuai prosedur,” kata Ghufron saat ditemui di Kantor BPJS Kesehatan, Jakarta Pusat, Rabu (19/10).
Ghufron menjelaskan, apapun penyebab pasien menderita penyakit akan ditanggung BPJS Kesehatan selama memang ada indikasi penyakit medis. Mengingat pihaknya hanya fokus pada proses perawatan dan pelayanan rumah sakit yang menangani pasien. Berapa pun klaim yang diajukan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) akan tetap dibayar.

“Kita bicaranya dia sudah memerlukan perawatan dan pelayanan. Dia peserta BPJS, prosedurnya sesuai, ada indikasi medis, kami bayar. BPJS siap membayar,” kata dia.
Tak hanya itu, Ghufron mengatakan, pihaknya juga membayar klaim dari perawatan pasien yang menjalani cuci darah, transplantasi ginjal hingga biaya obat-obatan. Dia menyebut, total klaim dari perawatan ini cukup besar, setara dengan klaim perawatan penyakit jantung.
“Gagal ginjal itu masuk di dalam pembiayaan yang bersifat katastropik. Artinya itu besar, pembiayaannya tinggi,” kata dia.
Bila diakumulasikan sejak tahun 2014, BPJS Kesehatan telah membayarkan klaim untuk penyakit katastropik hingga Rp8 triliun.
“Yang jelas itu untuk 10 besar (penyakit katastropik) termasuk gagal ginjal itu totalnya Rp 8 triliun akumulasi dari tahun 2014 sampai sekarang,” pungkasnya.
Baca Juga: Kemenkes Datangkan Obat Penawar Gangguan Ginjal Akut Misterius dari Luar Negeri
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah mencatat dalam dua bulan terakhir kasus gagal ginjal akut misterius terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data diterima Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kasus gagal ginjal akut misterius hingga Selasa (18/10), mencapai 189 kasus.
Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI Eka Laksmi Hidayati mengatakan, gejala spesifik gangguan ginjal akut misterius yakni penurunan volume urine atau air seni.
“Kami ingin menyampaikan kewaspadaan, adalah bahwa kalau ada penurunan jumlah volume buang air kecil pada anak-anak maka itu harus segera diperiksakan ke rumah sakit,” kata Eka dikutip Kamis (13/10).
Gejala lainnya yakni batuk-pilek, diare, muntah, dan demam. Menurut Eka, pasien yang terkena gangguan ginjal akut misterius mengalami gejala batuk-pilek, diare, muntah, dan demam hanya beberapa hari. mrdk